Konflik di Afghanistan
Hubungan ISIS-K, Dalang di Balik Bom Kabul, dengan Taliban, Keduanya adalah Musuh Regional
Apa hubungan ISIS-K dengan Taliban? Diketahui, ISIS-K mengklaim bertanggung jawab atas bom bunuh diri di Kabul, Kamis (26/8/2021).
TRIBUNNEWS.COM - Bom bunuh diri terjadi di bandara Kabul, Afghanistan, Kamis (27/8/2021).
ISIS-K, afiliasi Kelompok Negara Islam (IS), mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, yang menargetkan pasukan Amerika Serikat (AS) dan warga Afghanistan yang tersisa dalam penerbangan evakuasi militer ke luar negeri.
Mengutip Sputnik News, sebanyak 103 orang tewas dalam insiden ini, yang terdiri dari 90 warga sipil dan 13 tentara Amerika Serikat (AS).
Presiden AS, Joe Biden, mengutuk aksi tersebut dan berjanji akan memburu pelaku.
"Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan melupakan."
Baca juga: Identitas dan Foto Pelaku Bom di Kabul Dirilis ISIS, Kenakan Rompi Bom Bunuh Diri Hitam
Baca juga: Berita Foto : Duka Dan Kengerian Ledakan Bom Bunuh Diri Di Bandara Kabul
"Kami akan memburu Anda dan membuat Anda bertanggung jawab," katanya dalam komentar yang disiarkan televisi dari Gedung Putih, Kamis, dilansir Reuters.
Ia mengatakan telah memerintahkan Pentagon untuk merencanakan bagaimana menyerang ISIS-K.
Siapa ISIS-K?

Mengutip The Telegraph, ISIS-K adalah afiliasi IS yang pernah menguasai sebagian besar wilayah di Suriah Utara dan Irak.
Sejak 2014, kelompok kecil ini sebagian besar berbasis di Afghanistan timur, bagian dari daerah yang dikenal sebagai provinsi Khorasan (asal huruf K dalam ISIS-K).
Menurut think-tank keamanan AS, Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), ISIS-K meluncurkan seratus serangan terhadap warga sipil di Afghanistan dan Pakistan dalam kurun waktu 2015-2017.
Kelompok ini juga bertanggung jawab atas sekitar 250 serangan terhadap pasukan AS, Pakistan, dan Afghanistan, selama periode waktu yang sama.
Baru-baru ini, sebuah laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperkirakan ISIS-K punya "antara 500-1.200 pejuang".
ISIS-K dikatakan berusaha untuk meningkatkan barisannya di Kabul, tempat upaya evakuasi oleh sekutu Barat.
Pemimpin pendiri ISIS-K, Hafiz Saeed Khan, dibunuh oleh pasukan AS pada 2016 dan sejak itu digantikan oleh Shahab Mujahir.
Baca juga: Kondisi Terkini Kabul, Afghanistan, setelah Bom Bunuh Diri, Saksi: Saluran Air Berubah Warna
Baca juga: Jenderal Afghanistan Sebut Trump, Biden, dan Ashraf Ghani Pengkhianat, Ini Sosoknya
Hubungan ISIS-K dan Taliban

Bagaimana hubungan ISIS-K dan Taliban?
Diketahui, baik ISIS dan Taliban sama-sama kelompok ekstremis yang ingin membentuk negara di bawah hukum syariah.
Namun, kedua kelompok ini merupakan musuh regional karena ideologi yang berbeda dan persaingan sengit terkait wilayah Khorasan dan sekitarnya.
Tak hanya itu, mereka juga bentrok karena masalah lain, seperti perdagangan narkoba, yang digunakan untuk membiayai militansi.
ISIS-K percaya bahwa budidaya opium tidak Islami.
Mengutip inews.co.uk, dua kelompok ini telah bertempur sejak 2015 saat ISIS pindah ke Afghanistan, membentuk ISIS-K, dan menarik pembelot Taliban yang merasa tak puas dengan kemajuan kelompoknya.
Pertempuran pecah pada Juni 2015 setelah pemimpin Taliban saat itu, Mullah Akhtar Mohammad Mansour, menulis surat pada pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, memintanya agar berhenti merekrut pembelot Taliban.
Lalu, di bulan April 2017, ISIS-K menangkap tiga pengedar narkoba Taliban yang menjual opium untuk mengumpulkan uang di Afghanistan utara.
Kemudian, sebanyak 22 tewas dalam pertempuran antara kelompok-kelompok di perbatasan Iran pada Mei 2017.
Baca juga: Taliban Susun Pemerintahan Sementara di Afghanistan, Mencakup Pemimpin Semua Etnis dan Suku
Baca juga: Kepala BNPT Kecam Bom di Bandara Kabul Afghanistan, Minta Aksi Terorisme Tidak Dikaitkan Agama
Di tahun 2020, saat Taliban menandatangani perjanjian damai dengan Presiden AS kala itu, Donald Trump, mereka berjanji untuk memerangi kelompok-kelompok ekstremis, termasuk ISIS.
Para pemimpin Taliban telah berkomitmen untuk mencegah ISIS mendapat keuntungan dari situasi di Afghanistan.
"Kami meyakinkan Anda bahwa kami tidak akan membiarkan ISIS aktif di negara ini (Afghanistan), di daerah-daerah yang berada di bawah kendali kami."
"Adapun kehadiran teroris dari negara lain, saya membantahnya. Tidak ada teroris dari Asia Tengah atau China di Afghanistan. Kami akan mencegah mereka masuk," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.
Awal tahun ini, Taliban mengklaim telah memusnahkan seluruh kehadiran ISIS-K di provinsi utara Jowzjan.
Mereka juga telah merebut wilayah barat laut yang dikuasai ISIS-K dalam beberapa pekan terakhir.
Di Jalalabad, sebuah kota di Afghanistan timur, ratusan pejuang ISIS-K telah menyerah pada Taliban.
Sebuah editorial baru-baru ini dalam buletin IS, mengklaim pengambilalihan Taliban atas Afghanistan adalah konspirasi yang didukung AS dan menuai cemoohan pada kredensial mereka sebagai jihadis sejati.
Keterangan Saksi Mata

Bom bunuh diri di Kabul terjadi beberapa jam setelah pejabat Barat memperingatkan soal adanya serangan besar, di mana mereka mendesak orang-orang untuk meninggalkan bandara.
Namun, peringatan itu diabaikan sebagian besar warga Afghanistan yang putus asa dan ingin melarikan diri dari negara itu, sebelum AS secara resmi mengakhiri keberadaannya pada 31 Agustus mendatang.
Baca juga: Afghanistan: Ledakan bom bunuh diri di luar Bandara Kabul, 11 orang meninggal
Baca juga: Cerita Korban Ledakan Bandara di Kabul Afghanistan: Seperti Melihat Kiamat, Korban Tewas Terlantar
Mengutip AP News, dalam video yang diambil setelah serangan, menunjukkan mayat-mayat ada di saluran air di dekat pagar bandara.
Beberapa di antara jasad itu diambil dan diletakkan di tumpukan, sementara warga sipil lainnya meratapi mencari orang yang mereka cintai.
Seorang saksi mata mengatakan, ia melihat tubuh dan bagian lainnya terbang di udara saat ledakan terjadi.
Ia mengibaratkan suasana ledakan seperti puting beliung.
"Saya melihat tubuh dan bagian tubuh terbang di udara seperti angin puting beliung meniup kantong plastik, kata seorang saksi.
"Saluran pembuangan air telah berubah menjadi darah," imbuhnya.
Saksi lainnya, Zubair yang merupakan seorang insinyur, menuturkan ia berada di dekat pelaku yang meledakkan diri.
"Pria, wanita, dan anak-anak berteriak. Saya melihat banyak orang terluka dimasukkan ke dalam kendaraan pribadi dan dibawa ke rumah sakit," tuturnya.
Baca artikel terkait konflk di Afghanistan
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)