Afghanistan: Ledakan bom bunuh diri di luar Bandara Kabul, 11 orang meninggal
Militer Amerika Serikat mengatakan terjadi ledakan di luar Bandara Kabul, Afghanistan. Taliban mengatakan setidaknya 11 orang meninggal.
Militer Amerika Serikat mengatakan terjadi ledakan di luar Bandara Kabul, Afghanistan, setelah sejumlah negara menyatakan terdapat ancaman besar serangan teroris sehingga warga negara mereka telah diperingatkan untuk tidak berada di sana.
Pejabat Taliban mengatakan setidaknya 11 orang meninggal, termasuk perempuan dan anak-anak serta sejumlah pengawal Taliban.
Belum ada kepastian soal ini.
Sejumlah laporan menyebutkan adanya bunyi tembakan.
Media Afghanistan, Tolo, melaporkan sejumlah orang yang terluka telah diangkut ke rumah sakit.
https://twitter.com/TOLOnews/status/1430899530120056838
Ledakan terjadi di gerbang Abbey tempat pasukan Inggris ditempatkan baru-baru ini. Gerbang ini adalah satu dari tiga gerbang yang ditutup menyusul peringatan adanya ancaman teroris.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ledakan itu disebabkan oleh pembom bunuh diri.

Gedung Putih memastikan bahwa Presiden Joe Biden telah diberitahu soal perkembangan itu.
Sebelumnya, Australia, Amerika Serikat, dan Inggris termasuk negara yang merilis peringatan tersebut kepada warga mereka. Adapun warga yang telah berada di luar bandara diimbau untuk meninggalkan area itu secepatnya.
Lebih dari 82.000 orang telah diangkut menggunakan pesawat dari Kabul, setelah kota itu jatuh ke tangan Taliban 10 hari lalu.
Sejumlah negara bergegas mengevakuasi warga mereka serta orang-orang Afghanistan sebelum tenggat pada 31 Agustus mendatang.
Taliban menolak memperpanjang tenggat tersebut, namun berjanji mengizinkan warga asing dan warga Afghan untuk meninggalkan negara itu setelah 31 Agustus, menurut Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken.
Baca juga:
- WNI dari Afghanistan tiba di Jakarta, KBRI Kabul beroperasi di Islamabad
- Taliban berkuasa, ke mana semua pengungsi Afghanistan akan pergi?
- Lembah Panjshir: Kawasan mujahidin yang tak pernah jatuh ke tangan Taliban, 'Siap perang'