Senin, 6 Oktober 2025

Konflik di Afghanistan

Taliban Ingkar Janji, Kepala Polisi Afghanistan DieksekusI Mati, Wanita Dilarang Jadi Jurnalis

Sebuah laporan dari PBB juga mengungkapkan Taliban saat ini tengah memburu siapa pun yang bekerja dengan Amerika Serikat (AS) dan NATO.

Editor: Hasanudin Aco
AFP/WAKIL KOHSAR
Pejuang Taliban berjaga-jaga di sepanjang jalan dekat Zanbaq Square di Kabul. Afghanistan. Senin (16/8/2021), setelah berakhirnya perang 20 tahun Afghanistan dengan cepat, ketika ribuan orang mengerumuni bandara kota itu mencoba melarikan diri dari kelompok garis keras yang ditakuti. (Wakil Kohsar/AFP) 

Apa yang dilakukan Taliban ini seperti menelan ludahnya sendiri, mengingat mereka berjanji tak akan melakukan kekerasan terhadap perempuan atau mendendam terhadap musuhnya.

“Kami tak menginginkan adanya musuh secara internal atau eksternal,” tutur Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.

Namun, menurut laporan, Gubernur dan Kepala Polisi di Provinsi Laghman di dekat Jalalabad, juga telah ditahan oleh Taliban.

Nasib mereka pun kabarnya akan ditentukan oleh pemimpin kelompok tersebut.

Sebuah laporan dari PBB juga mengungkapkan Taliban saat ini tengah memburu siapa pun yang bekerja dengan Amerika Serikat (AS) dan NATO.

Mereka mengancam akan membunuh atau menahan anggota keluarga orang yang dicarinya.

Taliban sendiri dikabarkan telah membunuh seorang anggota keluarga jurnalis DW, yang menjadi target buruan mereka.

Jurnalis Wanita Dilarang Bekerja

Sejumlah pembawa acara atau presenter perempuan televisi pemerintah Afghanistan pekan ini menyatakan bahwa gerilyawan Taliban melarang mereka bekerja.

Para presenter perempuan itu diperintahkan oleh Taliban untuk keluar kantor.

Shabnam Dawran, seorang presenter berita Radio Televisi Afghanistan (RTA) menyatakan melalui pesan video pada Rabu (18/8/2021) bahwa ia diancam oleh milisi Taliban saat tiba di kantor untuk bekerja.

Taliban telah menduduki gedung RTA di Kabul pada Minggu (15/8/2021), menyusul jatuhnya ibu kota ke tangan kelompok pemberontak itu.

“Saya tak diperbolehkan masuk, meskipun saya membawa lencana identitas saya,” ujar Dawran menyebut upayanya untuk bekerja pekan ini.

“Karyawan lelaki diizinkan (masuk), tapi saya diancam. Mereka bilang pada saya, rezim telah berubah. Hidup kami kini di bawah ancaman serius,” imbuhnya seperti dilansir dari The Washington Post, Jumat (20/8/2021).

Kolega Dawran, Khadija Amin, seorang presenter berita terkemuka, pula menyatakan ia dicegah memasuki kantor RTA pekan ini.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved