Konflik di Afghanistan
Taliban Umumkan Pembentukan Emirat Islam Afghanistan, Dibentuk Dewan Penguasa
Taliban mengumumkan pembentukan Emirat Islam Afghanistan setelah berkuasa di negara itu, sementara pemerintahan diperkirakan berbentuk dewan penguasa
TRIBUNNEWS.COM - Taliban mengumumkan pembentukan negara Emirat Islam Afghanistan, Kamis (19/8/2021).
Dikutip dari Russia Today, Juru Bicara Taliban, Zabiullah Mujahid, memposting pembentukan negara Afghanistan itu di Twitter, hari ini.
Ia juga membagikan gambar (logo) pemerintahan, dengan bendera emirate tampak digabungkan dalam lambangnya.
Pengumuman ini dikeluarkan kurang dari seminggu setelah jatuhnya ibu kota negara itu, Kabul, ke tangan Taliban.
Mujahid juga menyatakan bahwa pendirian Emirat Islam Afghanistan dilakukan 102 tahun setelah Inggris melepaskan kendali atas negara itu.
Tanggal 19 Agustus diperingati sebagai hari libur nasional di Afghanistan, memperingati kemerdekaannya dari negara adidaya kolonial.
Baca juga: Takut Pembalasan Taliban, Sejumlah Lembaga AS Hapus Konten Situs Web Untuk Amankan Warga
Baca juga: Muncul Pertama Kali Setelah Kabur, Ghani Bantah Bawa Lari Uang Tunai
Kelompok ini telah lama menggunakan nama itu untuk menyebut diri mereka sendiri dalam komunikasi resmi.
Pada hari Minggu, Taliban mengklaim telah menguasai Kabul ketika Presiden Ashraf Ghani yang digulingkan melarikan diri, mencari perlindungan di UEA.
Dewan Penguasa
Pada bagian lain, seorang anggota senior Taliban mengatakan negara itu mungkin akan diperintah oleh dewan penguasa.
Disebutkan, pemimpin tertinggi Taliban, Haibatullah Akhundzada, kemungkinan akan bertanggung jawab secara keseluruhan nantinya.
Waheedullah Hashimi, komandan senior Taliban yang memiliki akses ke pengambilan keputusan kelompok inin, mengatakan, struktur kekuasaan akan memiliki kesamaan dengan Afghanistan saat Taliban berkuasa 1996-2001.
Baca juga: SOSOK Mullah Abdul Ghani Baradar, Pemimpin Taliban yang Pulang Kampung setelah 20 Tahun Pengasingan
Baca juga: Taliban Janji Hormati Hak-Hak Perempuan: Wajib Pakai Jilbab, Tidak Harus Burqa
Sementara Mullah Omar akan tetap di balik layar, dan menyerahkan pemerintahan sehari-hari dalam suatu dewan.
Menurut Hashimi, Akhundzada akan menjadi ketua dewan , yang mirip dengan presiden negara itu.
"Mungkin wakilnya (Akhundzada) akan berperan sebagai 'presiden'," kata Hashimi, berbicara dalam bahasa Inggris, seperti dilansir dari The Straits Times.
Pemimpin tertinggi Taliban memiliki tiga wakil: Mawlavi Yaqoob, putra Mullah Omar; Sirajuddin Haqqani, pemimpin jaringan militan kuat Haqqani; dan Abdul Ghani Baradar, yang mengepalai kantor politik Taliban di Doha dan merupakan salah satu anggota pendiri kelompok tersebut.
Baradar dan pemimpin penting Taliban lainnya tiba di markas lama kelompok itu di Kandahar pada Rabu (18/8/2021).
Baca juga: Pemimpin Taliban Telah Kembali dari Pengasingan, Siap Bentuk Pemerintahan di Afghanistan
Baca juga: Pengamat Nilai Taliban Telah Berubah setelah 20 Tahun, tapi Publik Masih Butuh Waktu untuk Percaya
Ini menandai kembalinya ke negara itu untuk pertama kalinya dalam lebih dari 10 tahun.
Seorang pejabat Taliban mengatakan para pemimpin akan menunjukkan diri mereka kepada dunia, tidak seperti di masa lalu ketika mereka hidup secara rahasia.
"Perlahan, secara bertahap, dunia akan melihat semua pemimpin kami," kata pejabat senior Taliban kepada Reuters.
Baradar, yang banyak diharapkan bisa memimpin pemerintahan kelompok itu, pernah tinggal di Doha, Qatar, di mana kelompok itu memiliki kantor politik.
Hashimi mengatakan, banyak masalah tentang bagaimana Taliban akan menjalankan Afghanistan belum dipastikan, tetapi Afghanistan tidak akan menjadi negara demokrasi." katanya.
Baca juga: Taliban Tebar Ancaman kepada Wanita Afghanistan, Aktivis : Saya Menangis dan Takut
Baca juga: Khawatir Nasib Perempuan di Afghanistan, Malala Yousafzai Desak Pemimpin Negara di Dunia
"Kami tidak akan membahas sistem politik seperti apa yang harus kami terapkan di Afghanistan karena sudah jelas. Itu hukum syariat dan itu saja,” katanya.
Hashimi mengatakan dia akan bergabung dengan pertemuan kepemimpinan Taliban yang akan membahas masalah pemerintahan akhir pekan ini. (Tribunnews.com/TST/Russia Today/Hasanah Samhudi)