Jumat, 3 Oktober 2025

Pertempuran Jalanan Berkecamuk di Laskhar Gah, AS dan Inggris Tuduh Taliban Bantai Warga Sipil

Pertempuran jalanan terjadi di Lashkar Gah, Afghanistan, sehari setelah Amerika Serikat dan Inggris menuduh Taliban melakukan kejahatan perang

Editor: hasanah samhudi
AFP
Seorang polisi memegang granat berpeluncur roket (RPG) di sepanjang jalan di Herat pada Senin (2/8/2021) 

Kementerian informasi Afghanistan Senin (2/8/2021) mengumumkan bahwa 11 radio dan empat jaringan televisi di Provinsi Helmand telah berhenti mengudara karena apa yang digambarkan sebagai serangan dan ancaman Taliban.

Baca juga: Warga Afganistan Berbondong Bikin Paspor untuk Menyelamatkan Diri dari Taliban

Baca juga: Di Rusia, Taliban Menyatakan Siap Berdamai Dengan Pemerintah Afganistan

Upaya Taliban untuk merebut Kandahar, kota terbesar kedua di Afghanistan, terus berlanjut setelah serangan roket menghantam bandara pada hari Minggu.

Merebut kendali Kandahar akan menjadi kemenangan simbolis yang sangat besar bagi Taliban,  dan memberi mereka cengkeraman di selatan negara itu.

Di kota ketiga yang terkepung, Herat, di barat, pasukan komando pemerintah memerangi Taliban  setelah berhari-hari pertempuran sengit.

Pasukan pemerintah telah merebut kembali beberapa daerah setelah kompleks PBB diserang pada hari Jumat.

Tuduh Taliban

Serangan di Lashkar gah terjadi sehari setelah Amerika Serikat dan Inggris menuduh Taliban membantai warga sipil di Kandahar yang baru-baru ini mereka kuasai di dekat perbatasan Pakistan.

Baca juga: Taliban Mengklaim Telah Menguasai 85 Persen Wilayah Afghanistan

Baca juga: Taliban Kibarkan Bendera di Area Vital, Kuasai Perbatasan Afghanistan dan Pakistan

“Taliban membantai puluhan warga sipil dalam pembunuhan balas dendam. Pembunuhan ini bisa merupakan kejahatan perang,” kata Kedutaan Besar Washington dan London dalam tweet terpisah pada hari Senin  mengenai dugaan kekejaman yang dilakukan di Spin Boldak.

“Kepemimpinan Taliban harus bertanggung jawab atas kejahatan para pejuang mereka. Jika Anda tidak dapat mengendalikan pejuang Anda sekarang, Anda tidak memiliki urusan dalam pemerintahan nanti,” bunyi tweet tersebut seperti dilansir dari Aljazeera.

Namun Suhail Shaheen, anggota tim perunding Taliban yang berbasis di Doha, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa tweet yang berisi tuduhan itu adalah laporan tidak berdasar.

Kecaman diplomatik AS dan Inggris datang setelah Komisi Hak Asasi Manusia Independen Afghanistan juga mengatakan pejuang Taliban terlibat dalam pembunuhan balas dendam di Spin Boldak.

“Setelah mengambil alih distrik Spin Boldak, Taliban mengejar dan mengidentifikasi pejabat pemerintah dulu dan sekarang dan membunuh orang-orang yang tidak memiliki peran tempur dalam konflik tersebut,” kata kelompok itu.

Baca juga: Taliban Ingin Terapkan Sistem Islam Asli untuk Mengakhiri Perang Afghanistan

Baca juga: Pemerintah Afghanistan dan Taliban Bertemu di Doha, Bahas Pembicaraan Damai yang Sempat Mandek

Salahkan AS

Taliban telah membuat kemajuan pesat dalam beberapa bulan terakhir karena pasukan AS telah ditarik setelah 20 tahun operasi militer di negara itu.

Ketika pasukan pemerintah berjuang untuk menahan kemajuan Taliban, Presiden Ashraf Ghani menyalahkan penarikan tiba-tiba pasukan AS atas meningkatnya pertempuran.

"Alasan untuk situasi kami saat ini adalah bahwa keputusan itu diambil secara tiba-tiba," katanya kepada parlemen.

Ghani mengatakan dia telah memperingatkan Washington bahwa penarikan itu akan memiliki konsekuensi.

Meskipun hampir semua pasukan militernya telah pergi, AS melanjutkan serangan udaranya untuk mendukung pasukan pemerintah. (Tribunnews.com/BBC/Aljazeera/Hasanah Samhudi)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved