Virus Corona
Warga Malaysia di Singapura Ajukan Petisi agar Bisa Pulang Tanpa Menjalani Karantina Berbayar
Warga negara Malaysia yang bekerja di Singapura mengajukan petisi agar mereka yang sudah divaksin bisa pulang ke kampung halaman tanpa karantina.
TRIBUNNEWS.COM - Warga negara Malaysia yang bekerja di Singapura mengajukan petisi agar mereka yang sudah divaksin bisa pulang ke kampung halaman tanpa karantina.
Dilansir The Straits Times, sejak Malaysia dan Singapura menutup perbatasan mereka pada 18 Maret tahun lalu, ribuan warga Malaysia yang tinggal di Singapura akhirnya "terlantar" dan tak bisa berkumpul kembali dengan keluarga mereka.
Petisi online yang memohon warga Malaysia untuk kembali dari Singapura tanpa karantina sudah mencapai 9.316 tanda tangan pada Kamis (22/7/2021) jam 10 pagi.
Danny Tay (43), yang membuat petisi itu dua minggu lalu, berkata ia terkejut mendapat banyak respons dalam waktu singkat.
"Selain banyak orang yang bekerja di sini, ada juga yang kehilangan pekerjaan dan orang Singapura yang menikah dengan orang Malaysia, yang telah berpisah dengan orang yang mereka cintai."
Baca juga: Mantan Menteri Termuda Malaysia Syed Saddiq Tersandung Kasus Penyalahgunaan Dana Sumbangan Kampanye
Baca juga: Pemerintah Singapura Perketat Protokol Kesehatan karena Kasus Covid-19 Kembali Melonjak
"Ini sangat membuat stress."
"Dan meminta uang kepada orang Malaysia yang kehilangan pekerjaan untuk membayar karantina 14 hari mereka di sebuah hotel di Johor Baru benar-benar tidak adil," kata manajer proyek.
Danny berharap pemerintah Malaysia akan mempertimbangkan untuk menghapus karantina dua minggu bagi mereka yang sudah divaksinasi penuh dan menggantinya dengan karantina satu hari sampai mereka mendapatkan hasil tes PCR (polymerase chain reaction).
Danny, yang telah menerima dua dosis vaksin Covid-19 di Singapura, mengatakan dia merindukan keluarganya, terutama putranya yang berusia 10 tahun di Kuala Lumpur.
"Saya video call dengan mereka (keluarga) hampir setiap hari dan mencoba yang terbaik untuk bermain video game dengannya secara online dan juga melakukan sesi kuliah dengannya dua kali seminggu," tambahnya.

Warga Malaysia lainnya, Nurbayzura Basaruddin (34), mengatakan dia enggan untuk kembali ke rumah karena selain perlu mengeluarkan lebih dari RM8.000 (Rp27 juta) untuk biaya karantina, ia juga harus menghabiskan total 28 hari di karantina.
"Setidaknya pemerintah Malaysia dapat berbelas kasih kepada kami dan menghapus karantina wajib 14 hari bagi mereka yang telah menerima kedua dosis vaksin di Singapura," kata manajer outlet makanan cepat saji yang bekerja di Singapura.
Dia mengatakan dia sangat merindukan keempat anaknya yang masih kecil dan putra bungsunya baru berusia 11 bulan ketika dia terakhir melihatnya, dan sekarang dia dapat berbicara dan berlari.
"Saya sudah mendapatkan dosis vaksin pertama saya dan akan segera mendapatkan dosis kedua saya. Saya berharap setelah saya divaksinasi penuh, kedua pemerintah akan membantu meringankan persyaratan karantina," tambahnya.
Sebelum pandemi, Nurbayzura biasa bepergian setiap hari bolak balik Malaysia-Singapura.
