Virus Corona
Warga Malaysia di Singapura Ajukan Petisi agar Bisa Pulang Tanpa Menjalani Karantina Berbayar
Warga negara Malaysia yang bekerja di Singapura mengajukan petisi agar mereka yang sudah divaksin bisa pulang ke kampung halaman tanpa karantina.
Saat ini, seseorang yang kembali ke Malaysia dan kembali ke Singapura perlu dikarantina selama 28 hari (14 hari di Malaysia dan 14 hari di Singapura) di fasilitas yang telah ditentukan.
Biaya karantina ini sekitar RM2,200 (Rp 7,5 juta) di Malaysia dan S$2,200 (Rp 23,5 juta) di sisi Singapura.
Sebelumnya, warga Malaysia menggunakan Pengaturan Perjalanan Berkala yang mengharuskan mereka hanya menjalani karantina rumah selama tujuh hari dan menjalani tes swab.
Namun, sejak 13 Mei, Malaysia memberlakukan karantina ketat selama 14 hari bagi mereka yang masuk dari Singapura setelah negara tersebut melaporkan penyebaran varian baru Covid-19 di masyarakat.
Reciprocal Green Lane (RGL) kemudian ditangguhkan.
Di antara mereka yang sangat terdampak oleh penutupan salah satu penyeberangan perbatasan darat tersibuk di dunia itu adalah bisnis di negara bagian Johor selatan.
Banyak pemilik bisnis di sana sangat ingin melihat dimulainya kembali lalu lintas Causeway.
Presiden Asosiasi Bisnis India Johor, P. Sivakumar, mengatakan pemerintah Malaysia dan Singapura harus bekerja pada kesepakatan untuk mengakui jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di negara masing-masing untuk memastikan bahwa pekerja dapat melakukan perjalanan tanpa kerumitan ketika perbatasan darat dibuka kembali.
Dia mengatakan Malaysia memvaksinasi penduduk dengan vaksin Pfizer, AstraZeneca dan Sinovac sementara Singapura menggunakan vaksin Pfizer, Moderna, dan Sinovac.

"Apa yang terjadi dengan mereka yang menerima dua dosis AstraZeneca atau Moderna? Ini adalah masalah yang perlu ditangani agar orang tidak berhenti di perbatasan," katanya.
Sampai saat ini, Malaysia telah sepenuhnya memvaksinasi sekitar 13 persen dari populasinya sementara sekitar 50 persen dari populasi Singapura telah menerima dua suntikan.
Sivakumar meminta Menteri Besar Johor, Hasni Mohammad, untuk memimpin dalam mendorong pembukaan kembali perbatasan dengan Singapura, terutama bagi mereka yang telah sepenuhnya divaksinasi.
Kepala gugus tugas pandemi Covid-19 MCA Johor, Michael Tay, mengatakan dalam wawancara terpisah:
"Kedua negara memiliki tingkat vaksinasi yang tinggi dan ini adalah saat yang tepat untuk merencanakan strategi untuk melonggarkan pembatasan perbatasan bagi mereka yang telah menerima kedua dosis mereka."
Danny Tay mengatakan Amerika Serikat dan Inggris dapat digunakan sebagai model karena kedua negara mulai mengurangi pembatasan menyusul tingkat vaksinasi yang tinggi di antara populasi mereka.