Jumat, 3 Oktober 2025

Pemerintahan Baru Israel, Berikut Garis Waktu Kesepakatan antara Yair Lapid dan Naftali Bennett

Pemimpin partai oposisi Israel, Yair Laid bergerak lebih dekat untuk menggulingkan kursi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang menjabat 12 tahun.

Editor: Arif Fajar Nasucha
YONATAN SINDEL / POOL / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pernyataan politik di Knesset, Parlemen Israel, di Yerusalem, pada 30 Mei 2021. Kelompok garis keras nasionalis Naftali Bennett mengatakan hari ini dia akan bergabung dengan koalisi pemerintahan yang dapat mengakhiri pemerintahan pemimpin terlama di negara itu. , Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin partai oposisi Israel, Yair Laid bergerak lebih dekat untuk menggulingkan kursi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang telah menjabat 12 tahun.

Pada Rabu malam (2/6/2021), Yair Lapid mengumumkan telah mencapai kesepakatan koalisi dengan sekutu politiknya, Naftali Bennet untuk membentuk pemerintahan baru.

Dilansir dari Reuters, berikut ini merupakan garis waktu peristiwa yang mengarah pada kesepakatan koalisi antara Yair Lapid dan Naftali Bennett, simak pula apa yang akan terjadi di dunia politik Israel.

Baca juga: Partai Oposisi Israel Siap Gulingkan Perdana Menteri Netanyahu, Pertama Kalinya Partai Arab Gabung

Baca juga: Partai Oposisi Israel Capai Kesepakatan Koalisi, Buka Jalan bagi Keluarnya Netanyahu dari Jabatannya

Pemimpin oposisi sentris Israel Yair Lapid menyampaikan pernyataan kepada pers di Knesset (parlemen Israel) di Yerusalem pada 31 Mei 2021. Lapid mengatakan
Pemimpin oposisi sentris Israel Yair Lapid menyampaikan pernyataan kepada pers di Knesset (parlemen Israel) di Yerusalem pada 31 Mei 2021. Lapid mengatakan "banyak rintangan" masih ada sebelum koalisi yang beragam untuk menggulingkan Perdana Menteri sayap kanan yang sudah lama menjabat, Benjamin Netanyahu dapat disepakati. (DEBBIE HILL / POOL / AFP)

23 Maret 2021

Israel mengadakan pemilihan umum untuk keempat kalinya dalam dua tahun.

Tak berbeda dengan pemungutan suara sebelumnya, tidak ada partai yang memenangkan suara mayoritas di parlemen dengan 120 kursi.

Likud sayap kanan Netanyahu muncul sebagai partai terbesar.

Sentris Lapid, Yesh Atid (There is a Future) berada di urutan kedua.

Partai Yamina (Kanan) Bennett hanya memenangkan enam kursi, tetapi ia muncul sebagai pembuat raja.

Baca juga: WHO: Hampir 200 Ribu Warga Palestina Butuhkan Bantuan Medis setelah Konflik Hamas-Israel di Gaza

Pemimpin partai Yemina Israel, Naftali Bennett, menyampaikan pernyataan politik di Knesset, Parlemen Israel, di Yerusalem, pada 30 Mei 2021. Kelompok garis keras nasionalis Naftali Bennett mengatakan hari ini dia akan bergabung dengan koalisi pemerintahan yang dapat mengakhiri pemerintahan pemimpin terlama di negara itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Pemimpin partai Yemina Israel, Naftali Bennett, menyampaikan pernyataan politik di Knesset, Parlemen Israel, di Yerusalem, pada 30 Mei 2021. Kelompok garis keras nasionalis Naftali Bennett mengatakan hari ini dia akan bergabung dengan koalisi pemerintahan yang dapat mengakhiri pemerintahan pemimpin terlama di negara itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. (YONATAN SINDEL / POOL / AFP)

6 April 2021

Presiden Reuven Rivlin memberi Netanyahu 28 hari untuk membentuk pemerintahan baru.

Ia lantas mulai mendekati partai-partai sayap kanan dan agama yang lebih kecil, termasuk Yamina, tetapi upaya itu gagal.

Baca juga: Kepala UNRWA Desak Israel Batalkan Penggusuran Warga Palestina di Yerusalem

5 Mei 2021

Rivlin beralih ke Lapid, yang diketahui tengah mencoba untuk membentuk "pemerintahan perubahan" dari koalisi partai sayap kanan, tengah, dan kiri yang dinilai mustahil.

Koalisi seperti itu dinilai akan rapuh dan membutuhkan dukungan dari luar, terutama anggota parlemen Israel darei Arab United List yang menentang banyak agenda sayap kanan dari beberapa kelompok tersebut.

Baca juga: Detik-detik Terakhir Partai Oposisi Israel Membentuk Pemerintahan untuk Gulingkan Benjamin Netanyahu

Asap tebal membubung dari Menara Jala saat dihancurkan dalam serangan udara Israel di kota Gaza yang dikendalikan oleh gerakan Hamas Palestina, pada 15 Mei 2021. Angkatan udara Israel menargetkan Menara Jala 13 lantai yang menampung media Al-Jazeera yang berbasis di Qatar dan kantor berita Associated Press.
Asap tebal membubung dari Menara Jala saat dihancurkan dalam serangan udara Israel di kota Gaza yang dikendalikan oleh gerakan Hamas Palestina, pada 15 Mei 2021. Angkatan udara Israel menargetkan Menara Jala 13 lantai yang menampung media Al-Jazeera yang berbasis di Qatar dan kantor berita Associated Press. (MAJDI FATHI / NurPhoto / NurPhoto via AFP)
Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved