Minggu, 5 Oktober 2025

WHO: Hampir 200 Ribu Warga Palestina Butuhkan Bantuan Medis setelah Konflik Hamas-Israel di Gaza

 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Rabu menyebut hampir 200 ribu orang membutuhkan bantuan medis di Wilayah Palestina

JAAFAR ASHTIYEH / AFP
Para pelayat membawa jenazah Zakaria Hamayel yang berusia 28 tahun, yang terkena peluru di dada oleh pasukan Israel selama protes terhadap perluasan pemukiman, selama pemakamannya di desa Baita, selatan Nablus, di Tepi Barat yang diduduki. , pada 28 Mei 2021. Pasukan Israel menembak mati seorang pria Palestina dalam bentrokan di Tepi Barat yang diduduki, kata kementerian kesehatan Palestina. Hamayel terkena peluru di dada di desa Beita, selatan Nablus, selama protes terhadap perluasan pemukiman Israel di tanah Palestina, kata kementerian itu. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, YERUSALEM -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Rabu menyebut hampir 200 ribu orang membutuhkan bantuan medis di Wilayah Palestina setelah konflik bulan lalu antara Israel dan kelompok militan Hamas.

"WHO meningkatkan responsnya untuk memberikan bantuan medis bagi hampir 200 ribu  orang yang membutuhkan di seluruh Wilayah Palestina yang diduduki (OPT)," jelas WHO  regional Mediterania Timur dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al-Arabiyah, Kamis (3/6/2021).

"Situasinya fluktuatif. WHO tetap khawatir... dan menyerukan akses tanpa hambatan untuk pasokan dan staf penting terkait kemanusiaan dan pembangunan ke Gaza dan rujukan pasien keluar dari Gaza kapan pun diperlukan," ucap perwakilan WHO Rik Peeperkorn.

Baca juga: Kepala UNRWA Desak Israel Batalkan Penggusuran Warga Palestina di Yerusalem

Ketegangan antara Israel dan Palestina melonjak menjadi saling tembakkan roket selama 11 hari dari dan ke Gaza.

Serangan Israel ke Gaza menewaskan 254 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, serta beberapa pejuang, kata pihak berwenang di sana.

Sementara serangan dari militan Palestina merenggut 12 nyawa di Israel, termasuk satu anak, seorang remaja dan seorang tentara Israel.

Baca juga: PAN Serahkan Donasi Rp 3,7 M untuk Palestina kepada UAH

"Lebih dari 77.000 orang mengungsi dan sekitar 30 fasilitas kesehatan telah rusak,” kata pernyataan WHO.

Israel telah memberlakukan blokade darat dan laut di Gaza sejak Hamas merebut kendali pada 2007 dari wilayah miskin dan padat penduduk yang merupakan rumah bagi sekitar dua juta warga Palestina.

Jalur Rafah yang dibuka Mesir adalah satu-satunya jalan Gaza ke dunia luar yang tidak dikendalikan oleh Israel.

Baca juga: Ciptakan Lagu Pasti Ada Harapan, Pasha Ungu Ungkap Maknanya, Akui Bentuk Dukungan untuk Palestina

"Kehidupan warga Palestina memburuk; banyak dari orang-orang yang terkena dampak konflik sangat membutuhkan bantuan dan menghadapi ancaman kesehatan lainnya seperti Covid-19," kata Peeperkorn.

Badan kesehatan global mengatakan bahwa per 31 Mei, "337.191 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan 3.765orang meninggal karena Covid-19  telah dilaporkan di OPT, dengan kasus positif meningkat di Gaza dalam beberapa minggu terakhir."

UNRWA Desak Israel Batalkan Penggusuran

Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA  Philippe Lazzarini pada Rabu (2/6/2021) menyerukan Israel untuk menghentikan penggusuran warga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.

"UNRWA terus menyerukan kepada otoritas Israel untuk membatalkan penggusuran," kata Lazzarini dalam konferensi pers setelah kunjungan ke keluarga Palestina yang terancam penggusuran di lingkungan Sheikh Jarrah, seperti dilansir dari Kantor Berita Turki, Anadolu Agency, Rabu (2/6/2021).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved