Minggu, 5 Oktober 2025

Genosida Armenia

Mengapa Pernyataan Genosida Armenia oleh Presiden Joe Biden Penting Bagi Orang Armenia?

Genosida merupakan istilah yang memiliki makna pembantaian kelompok etnis/ras tertentu yang dilakukan secara sistematis dan jumlah banyak.

Karen Minasyan/AFP
FILE - Lebih dari 1.000 orang telah dilaporkan tewas dalam konflik Armenia vs Azerbaijan di Nagarno-Karabakh. Turki mendukung penuh Azerbaijan saat memerangi pasukan Artmenia di Nagorno Karabakh. 

Usaha-usaha menyatakan pembunuhan itu sebagai genosida, selalu dicegah. Mereka dipersenjatai dengan argumen yang terbukti cukup persuasif untuk menundukkan prinsip-prinsip pendiri Amerika.

Pengakuan genosida, menurut argumentasi ini, konon bertentangan dengan kepentingan keamanan nasional AS karena Turki, sekutu geostrategis yang penting, perlu ditenangkan.

Bagi pemerintah Turki, penegasan tentang genosida adalah garis merah, pelanggaran yang mengancam seluruh hubungan.

Bahkan upaya tekad dari anggota parlemen kelas berat seperti Senator Robert Dole, seorang tokoh yang ditinggikan di antara orang Amerika Armenia, tak cukup mengatasi rasa takut akan mengasingkan sekutu penting tersebut.

Pada akhirnya, Turki merusak argumen terkuatnya sendiri. Ini membuktikan mereka tidak dapat diandalkan sebagai sekutu di bawah Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan.

Turki mengubah kalkulus politik yang gagal mencegah Presiden AS yang ingin menegaskan pembunuhan itu sama dengan genosida untuk mengatakannya secara langsung.

Itu membuat Biden memiliki peluang untuk memenuhi janji kampanyenya untuk secara resmi mengakui genosida Armenia.

Sekarang Biden telah mencatatkan diri AS sebagai negara terbaru yang secara resmi mengakui dan mengutuk genosida Armenia. Akan ada pukulan balik dari Turki. Hubungan AS-Turki kemungkinan akan semakin memburuk.

Tapi Biden telah menempatkan AS di sisi kanan sejarah dan membiarkan putra, putri, cucu dan cicit korban genosida Armenia menghormati warisan mereka.

Sama pentingnya, dia telah secara permanen menutup pilihan presiden masa depan mana pun untuk menyebut kekerasan mengerikan 1915 itu, apa pun selain nama aslinya.(Tribunnews.com/Politico/xna)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved