Penanganan Covid
Jumlah Kasus Covid-19 di Tokyo Jepang Meningkat Lagi, Maid Cafe Langgar Aturan Pemda
Arus orang telah meningkat sejak deklarasi darurat dikeluarkan, dan ada kekhawatiran tentang penyebaran infeksi yang cepat.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sejak tiga hari terakhir ini jumlah orang yang terinfeksi virus corona di Tokyo meningkat terus di atas 300 orang. Bahkan hari ini Jumat (12/3/2021) mencapai 304 orang.
Kehidupan dunia malam kembali ramai, Maid Cafe diketahui tidak mengikuti petunjuk Pemda Tokyo.
"Infeksi corona di Tokyo masih dalam bahaya dalam tiga hari terakhir masih di aatas 300 orang per hari dan bisnis maid cafe pun sudah selalu kami beritahukan agar tutup setelah jam 20.00 dan diubah ke kegiatan pelayanan lewat online," ungkap seorang pejabat Pemda Tokyo kepada Tribunnews.com, Jumat (12/3/2021).
Pantauan Tribunnews.com, Kamis malam pegawai maid cafe masih menawarkan minum-minum sampai pagi.
"Yuk minum-minum sampai pagi di maid cafe kita," ajak Asakawa seorang petugas maid cafe saat Tribunnews.com berjalan-jalan di Akihabara, Kamis (11/3/2021) malam.
Hari ini sebuah "pertemuan pemantauan" para ahli diadakan untuk menganalisis dan mengevaluasi status infeksi virus corona di Tokyo.
Baca juga: Per Hari Hanya 2.000 Orang Asing yang Boleh Masuk Jepang, Maskapai Diminta Batasi Jumlah Penumpang
Baca juga: 5 Mantan PM Sepakat Jepang Zero Nuklir, Hosokawa Pertanyakan Penyelenggaraan Olimpiade
Para ahli mengatakan bahwa jumlah positif baru telah berhenti menurun, tetapi berisiko meningkat pula.
Arus orang telah meningkat sejak deklarasi darurat dikeluarkan, dan ada kekhawatiran tentang penyebaran infeksi yang cepat.
Para ahli menekankan agar kalangan medis dapat mempertahankan status infeksi dan sistem penyediaan perawatan medis di Tokyo pada tingkat kewaspadaan tertinggi dari empat tahap.
Rata-rata per hari status infeksi masih tinggi, dari sekitar 272 pada tanggal 3 Maret ini menjadi sekitar 262 pada tanggal 10 Maret lalu naik di atas 300 orang hingga kini.
"Pada beberapa daerah pusat kota, arus orang telah meningkat sejak masalah keadaan darurat pada 8 Januari, dan ada kekhawatiran bahwa penularannya akan menyebar dengan cepat," ujarnya.
Selain itu, pada gelombang pertama, jumlah kasus positif baru meningkat satu minggu sebelum pembatalan keadaan darurat.
Bahkan pada gelombang ketiga kali ini, perlu diwaspadai kembali penyebaran infeksi sebelum pembatalan deklarasi tersebut.
Tim ahli juga mengatakan ada kemungkinan epidemi tersebut akan bergeser menjadi virus mutan yang sangat menular di masa depan.
Baca juga: Jepang Mengheningkan Cipta Sejenak, Kenang 10 Tahun Gempa Bumi dan Bencana Nuklir Fukushima
Baca juga: Peringatan 10 Tahun Bencana Tsunami, Ini Cerita Tiga Warga Jepang dalam Merajut Asa