Jumat, 3 Oktober 2025

Cerita Polisi Tolak Instruksi Tembak Mati Demonstran di Myanmar, Pilih Mundur dari Kepolisian

polisi Myanmar , Tha Peng, dengan tegas menolak instruksi untuk menembak mati pengunjuk rasa (demonstran) antikudeta.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Sanusi
YE AUNG THU / AFP
Seorang pengunjuk rasa mengacungkan salam tiga jari saat polisi memblokir jalan selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon pada 6 Februari 2021. 

"Dalam skenario seperti itu, kami tidak punya nyali untuk menembak orang-orang kami sendiri yang merupakan demonstran damai," kata mereka, dikutip dari Channel News Asia.

Sementara itu, menurut seorang pejabat senior India, sekira 100 orang dari Myanmar yang kebanyakan polisi dan keluarganya, telah melintasi perbatasan India sejak aksi protes di Negeri Seribu Pagoda dimulai.

Baca juga: Viral Biarawati Berlutut di Depan Polisi Myanmar Minta Tak Menyerang Anak-Anak: Tembak Saya Saja

Beberapa dari mereka kemudian berlindung di distrik Champhai Mizoram yang berbatasan dengan Myanmar.

Sebagai informasi, aksi unjuk rasa antikudeta militer Myanmar telah berlangsung selama sebulan lebih di seluruh negeri.

Berdasarkan laporan Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, unjuk rasa itu diketahui telah menyebabkan 60 demonstran tewas.

Lebih dari 1.800 orang, termasuk Aung San Suu Kyi telah ditahan oleh pihak militer yang dipimpin oleh Min Aung Hlaing.

Baca juga: Pejabat Partai NLD Myanmar Tewas Dalam Tahanan di Tengah Tuduhan Penyiksaan

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved