Impeachment Donald Trump
5 Pertanyaan Kunci tentang Sidang Pemakzulan Donald Trump
Berikut ini Tribunnews rangkum lima pertanyaan kunci terkait sidang pemakzulan Presiden AS ke-45 Donald Trump:
Dalam laporan singkat minggu lalu yang meninjau argumen mereka, manajer pemakzulan DPR menggunakan citra yang mencolok dan daya tarik emosional untuk membantah kesalahan Trump.
Di DPR, manajer pemakzulan menulis, "anggota yang ketakutan terjebak di ruangan, mereka berdoa dan mencoba membangun pertahanan darurat sementara para perusuh mendobrak pintu masuk, beberapa Anggota Parlemen menelepon orang-orang terkasih karena takut mereka tidak akan selamat dari serangan gerombolan pemberontak Presiden Trump".
Adegan tersebut akan ditampilkan di persidangan.
Jaksa diharapkan memutar video serangan tersebut selama presentasi mereka.
Baca juga: 4 Skenario Berakhirnya Pemakzulan Donald Trump, Dibebaskan hingga Pencalonan Diri sebagai Presiden

Apa Ada yang akan Kita Dengar dari Trump?
Sepertinya itu tidak mungkin.
Lewat pengacaranya, Trump menolak permintaan dari manajer pamakzulan untuk bersaksi di persidangan.
Berbeda dari tahun sebelumnya, kini Trump tak memiliki akses ke Twitter, yang dia andalkan selama persidangan pemakzulan pertamanya untuk menyerang kasus yang dihadapkan padanya.
Tahun lalu, Trump sibuk me-retweet pesan, video dan unggahan lain dari Partai Republik yang mencela Demokrat.
Trump saat ini tinggal di resor Floridranya dan menyerahkan argumen atas namanya kepada sang pengacara.
Sampai saat ini, belum jelas apakah senator Republik akan membantu membebaskan Trump dari pemakzulan keduanya.
Baca juga: DPR AS Sampaikan Artikel Pemakzulan Mantan Presiden Donald Trump ke Senat

Apa yang Terjadi Jika Trump Diakuitasi?
Kemungkinan pembebasan Trump mengkhawatirkan beberapa senator dan konsekuensinya bagi negara.
Beberapa pihak menyatakan, kemungkinan akan mengecam Trump setelah persidangan untuk memastikan bahwa dia dihukum dengan cara tertentu atas kerusuhan tersebut.
Tetapi, mungkin juga ada cara lain bagi Kongres untuk melarang Trump memegang jabatan di masa depan.