Runtuhnya QAnon dan MAGA saat Trump Lengser Tanpa Perlawanan
Donald Trump malah memberi pengampunan kepada aktivis Demokrat, pelobi, dan rapper bereputasi kriminal.
Dalam saluran Telegram supremasi kulit putih, beberapa di antaranya memiliki puluhan ribu pengikut, kemarahan segera tumpah menjadi kebencian langsung terhadap Trump.
Muncul seruan-seruan berisi ajakan ke pengikut arus utama Trump agar menarik dukungan mereka, karena mereka telah disesatkan.
“Biarlah ini menjadi pengingat pengikut QAnon,” tulis pemosting di saluran QAnon jelang pelantikan. “Tidak ada yang datang untuk menyelamatkanmu. Tidak ada orang yang bisa mengalahkan mesin marxist jahat ini," imbuhnya.
Di tengah tuduhan dan kontra-tuduhan, berbagai bagian basis pendukung Trump mulai saling menyerang.
Pendukung QAnon mengecam kelompok milisi, mengklaim mereka bagian plot negara bagian untuk melemahkan Trump.
Kelompok fanatic konspirasi ini juga menyebut kerusuhan 6 Januari di Capitol Hill bagian upaya kudeta rumit.
Persekongkolan melibatkan pemerintah federal, kampanye Black Lives Matter, dan anehnya, China mereka sebut.
Mereka bahkan mulai menentang selebriti QAnon tertentu, seperti Lin Wood, Sidney Powell, dan Michael Flynn.
Di tempat lain, pemilih MAGA arus utama mengejek keyakinan kelompok QAnon yang tak tergoyahkan bahwa Trump adalah penyelamat.
“Itu semua adalah penipuan sejak awal. Janji dibuat dan tidak ditepati, ”salah satu pengguna memposting di TheDonald.win.
Ini situs web yang dibanjiri teori konspirasi dan seruan untuk melakukan kekerasan dalam beberapa pekan terakhir, mengacu pada gerakan QAnon.
“Kamu duduk menunggu orang lain melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang," ejeknya.
Beberapa anggota komunitas QAnon menyebut Biden akan menjalankan keyakinan yang mendasari teori konspirasi, sebuah harapan yang membingungkan.
Akhir tragis Trump yang dipuja QAnon dan kaum ekstremis akhirnya dipertajam pernyataan mantan admin 8kun, Ron Watkins.
Ia satu-satunya orang yang diduga mengetahui identitas Q yang misterius. Watkins menerbitkan postingan di Telegram yang pasrah atas takdir yang tak terhindarkan.
"Kami memiliki presiden baru yang dilantik, dan adalah tanggung jawab kami sebagai warga negara untuk menghormati konstitusi,” tulis Watkins tanpa menyebut nama Biden-Harris.(Tribunnews.com/CNN/Politico/xna)