Minggu, 5 Oktober 2025

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Hasil Pemilu Amerika: Biden Ambil Alih Georgia, Menang Tipis setelah Sebelumnya Didominasi Trump

Kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden secara resmi memimpin suara di Georgia, Kamis (5/11/2020) malam waktu AS.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
MSN.COM
Biden Ambil Alih Georgia setelah Sebelumnya Didominasi Trump. 

TRIBUNNEWS.COM - Kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden secara resmi memimpin suara di Georgia, Jumat (6/11/2020).

Pada 04.30 EST atau sore hari di Indonesia, mantan Wakil Presiden ini memimpin dengan 917 suara, dan masih ada ribuan surat suara tersisa yang perlu dihitung, dikutip dari USA Today

Biden melewati Trump, sehingga mengubah indikator merah di Georgia berubah menjadi biru.

Para pemilih Demokrat mayoritas melakukan pemungutan suara awal (early vote) atau melalui pos di seluruh negeri daripada Partai Republik.

Georgia sangat penting untuk periode kedua Trump.

Baca juga: Sebagian Besar Wilayah di AS dengan Lonjakan Kasus Covid-19 Terparah Dukung Donald Trump

Baca juga: Donald Trump Bilang Pemilu Curang, Langsung Banjir Kritikan dari Politikus Partainya Sendiri

hasil pemilu as
Hasil Pemilu Amerika: Biden Ambil Alih Georgia setelah Sebelumnya Didominasi Trump (Tangkap Layar MSN)

Namun, tidak begitu bagi perolehan suara elektoral Biden.

Negara bagian ini tidak mendukung calon presiden dari Partai Demokrat sejak 1992, yakni ketika Bill Clinton memenangkan negara bagian itu dengan 13.000 suara.

Trump mengalahkan Mantan Menteri Luar Negeri, Hillary Clinton, di Georgia pada 2016 dengan 211.141 suara, atau 50,4% banding 45,3%.

Clayton County, yang diwakili oleh almarhum Rep John Lewis, adalah satu daerah yang menaikkan Biden atas di Georgia.

Dilansir The Guardian, di media sosial viral prediksi negara bagian yang akan membawa Biden ke Gedung Putih.

Netizen menilai negara bagian asal almarhum Senator John McCain dan almarhum Rep. John Lewis yang akan membantu kemenangan Biden.

Senator John McCain lahir di Arizona, merupakan politikus yang sering kali mendapat kritik keras dari Presiden Trump.

Sedangkan Rep. John Lewis lahir di Georgia, merupakan ikon hak-hak sipil dan penentang keras Trump dan rasisme dalam masyarakat Amerika.

Perlu dicatat bahwa Georgia tetap berada di wilayah 'too close too call'.

Sementara itu, Associated Press dan Fox News telah menyerukannya untuk Biden.

Di sisi lain, tim Trump masih memiliki harapan untuk membalikkan perlombaan Arizona karena lebih banyak suara dihitung.

Presiden Trump Sebut Pemilu Curang

Anggota parlemen dari Partai Republik mengkritik Presiden Donald Trump, setelah presiden meragukan integritas pemilu pada Kamis (5/11/2020).

Dikutip dari USA Today, selama perhitungan suara Trump membuat sejumlah klaim tidak berdasar. 

Ia merasa dicurangi dan mengklaim ada pihak yang 'mencuri' suara darinya.

Selain itu, Trump juga menyebarkan klaim tak berdasar tentang penipuan pemilu dan korupsi disaat penantangnya, Joe Biden unggul jauh darinya.

"Jika Anda menghitung suara sah, saya dengan mudah menang. Jika Anda menghitung suara ilegal, mereka dapat mencoba mencuri pemilu dari kami," kata Trump kepada wartawan di ruang rapat Gedung Putih.

Baca juga: Selama Menjabat Presiden Amerika Serikat, Ini Negara-negara yang Pernah Dikunjungi Donald Trump

Baca juga: Beberapa Stasiun TV di AS Boikot Siaran Langsung Pidato Trump Karena Berisi Hoax

Donald Trump memprotes jalannya Pemilu
Donald Trump memprotes jalannya Pemilu (Tangkap layar CNN)

Padahal, tidak ada bukti pemungutan suara ilegal atau penipuan pemilu.

Setelah pidato 17 menit itu selesai, Partai Republik langsung mengkritik tindakan Trump di media sosial.

Beberapa diantaranya mendesak agar presiden sabar selama perhitungan suara dan memohon kepada presiden untuk berhenti menyerang integritas pemilu.

Rep. Adam Kinzinger, seorang veteran Angkatan Udara, berulang kali mengkritik presiden karena serangannya terhadap proses pemilihan.

Namun, setelah pidato Trump itu, dia berkata "Ini semakin gila".

"Kami ingin setiap suara dihitung, ya setiap suara sah (tentu saja)."

"Tapi, jika Anda memiliki kekhawatiran yang sah tentang penipuan, tunjukkan BUKTI dan bawa ke pengadilan," tulisnya di Twitter.

"BERHENTI Menyebarkan informasi yang salah. Ini semakin gila."

Hal serupa disampaikan Rep. Will Hurd, dengan menyebut presiden 'berbahaya'.

"Seorang presiden yang sedang duduk merusak proses politik kami & mempertanyakan legalitas suara orang Amerika yang tak terhitung jumlahnya tanpa bukti tidak hanya berbahaya & salah, itu juga merusak pondasi dasar bangsa ini dibangun," tulisnya di Twitter.

"Setiap orang Amerika harus dihitung suaranya."

Donald Trump
Donald Trump (Instagram @realdonaldtrump)

Rekan Republikan lainnya, Paul Mitchell dari Michigan, menekankan perlunya menjaga kepercayaan dalam proses pemilihan di AS.

Menurutnya, jika seorang kandidat memiliki bukti kesalahan, itu harus dibuktikan dan diselesaikan.

"Apa pun yang kurang merugikan integritas pemilihan kita dan berbahaya bagi demokrasi kita," kata Mitchell.

"Saya telah mengalami kekalahan dan kemenangan dalam pemilihan umum. Kerugian sangat menyakitkan, saya tahu itu secara pribadi."

"Tetapi bangsa kita menuntut para pemimpin politiknya menerima baik kemenangan maupun kekalahan dengan anggun dan dewasa. Biarkan para pemilih memutuskan."

Senator Mitt Romney, Republikan Utah yang sering bentrok dengan presiden, juga menimpali tetapi tidak secara terang-terangan mengkritik presiden.

Dia menekankan agar orang Amerika percaya pada demokrasi dan Konstitusi.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved