Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Badan Intelijen AS Tuding Iran dan Rusia Coba Ganggu Pilpres 2020
John Ratcliffe mengatakan Rusia dan Iran telah sama-sama mencoba mengganggu pemilihan presiden 2020.
Melansir BBC, sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kontra-intelijen AS mengatakan, negara-negara asing itu menggunakan "langkah-langkah pengaruh terselubung dan terbuka" untuk memengaruhi pemungutan suara.
Negara-negara ini "memiliki preferensi untuk siapa yang bakal memenangi pemilihan," tambahnya.
Kepala intelijen AS mengatakan bahwa Rusia ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2016 untuk membantu kampanye Presiden Donald Trump.
Rusia membantah tuduhan tersebut.
Ditanya pada konferensi pers pada Jumat (7/8/2020) mengenai apa yang dia rencanakan tentang laporan campur tangan pemilu, Presiden Trump mengatakan, pemerintahannya akan "mengawasi" soal itu.
Pengumuman itu muncul di tengah klaim oleh Trump tentang bahaya surat suara melalui kotak surat suara.
Dia telah menyarankan bahwa pemungutan suara ditunda demi mencegah "pemilihan yang paling tidak akurat dan curang dalam sejarah", yang memicu reaksi balik, bahkan dari kalangan anggota partainya sendiri.
Hal itu juga menyusul keluhan dari anggota parlemen Demokrat bahwa badan intelijen AS tidak merilis informasi kepada publik tentang campur tangan asing dalam pemungutan suara tahun ini.
Sebagai presiden dari Partai Republik, Trump berusaha untuk memenangi masa jabatan kedua. Penantangnya adalah kandidat Demokrat dan mantan Wakil Presiden Joe Biden.(Reuters/BBC)