Rumah Sakit MInta Pasutri Ini Jual Bayinya Rp 7 Juta karena Tidak Sanggup Bayar Biaya Persalinan
Pekerjaan Shiv adalah penarik becak, maka mereka diminta rumah sakit menjual bayi mereka
TRIBUNNEWS.COM, INDIA - Saat pasangan suami istri tidak mampu membayar biaya persalinan, pihak rumah sakit memberikan usulan aneh.
Pihak rumah sakit meminta kedua orangtua bayi menjual anak bayinya.
Pasangan di India mengklaim, mereka diminta rumah sakit menjual bayi karena tidak punya uang sebesar Rp 7 juta.
Shiv Charan dan istrinya, Babita, berutang 35.000 rupee setara Rp 7 juta setelah sang istri melahirkan secara caesar di rumah sakit Agra.
Karena mereka tak punya uang sebesar itu, mengingat pekerjaan Shiv adalah penarik becak, maka mereka diminta rumah sakit menjual bayi mereka.
Berdasarkan klaim mereka yang diberitakan Times of India, pihak rumah sakit bersedia "membeli" anak mereka 100.000 rupee (Rp 20,2 juta).
Manajer Seema Gupta kemudian mengklarifikasi dengan menyatakan, pasangan itu "menyerahkan" anak mereka untuk diadopsi, dengan keduanya sudah meneken kesepakatan.
Baca: Pasukan Elitenya Tewas dalam Bentrokan, India Tuding China Langgar Perjanjian
Baca: Roda Becak Motor Tak Ada, Pria di Medan Marah Pukul Ayah Kandung hingga Tewas
Sebelum Babita melahirkan, suami istri itu disebut sudah mempunyai lima anak, dengan penghasilan Shiv sebagai penarik becak hanyalah 100 rupee (Rp 20.000) per hari.
Keadaan mereka makin sulit setelah pabrik sepatu tempat anak tertua mereka bekerja harus ditutup karena wabah virus corona.
Karena itu ketika rumah sakit menagih biaya persalinan, mereka tidak bisa membayarnya sehingga mereka dipaksa jual bayi mereka.
Dilansir Daily Mail Selasa (1/9/2020), setelah kisah mereka menjadi viral, perempuan berusia 36 tahun itu ingin anaknya kembali.
Mereka juga menyatakan, meski rumah sakit mengklaim dokumen penyerahan itu telah rampung, keduanya hanya membubuhkan cap jempol seraya mengaku tak bisa baca dan tulis.
Pejabat kehakiman setempat Prahbu N Singh menuturkan, pihaknya bakal menyelidiki kasus ini dan menjanjikan hukuman jika rumah sakit terbukti bersalah.
Diyakini, anak-anak yang "dibeli" dari orangtua mereka di bangsal persalinan bakal "dijual" ke pasangan yang berniat mengadopsinya.
Aktivis anak menerangkan, dugaan perdagangan bayi tersebut sama sekali tidak memenuhi syarat hukum jika ada orang yang hendak mengadopsinya.