Jumat, 3 Oktober 2025

Terjadi Lonjakan Kasus Hingga Dua Kali Lipat, Sistem Kesehatan Afrika Kewalahan Hadapi Virus Corona

Sistem kesehatan Afrika tengah mengalami kerapuhan setelah tekanan dari virus corona meningkat.

Penulis: Inza Maliana
DW News
Afrika Selatan 

Empat di antaranya, Republik Kongo, Maroko, Kenya, dan Afrika Selatan, akhirnya menerapkan kembali pembatasan parsial.

Di antara orang yang meninggal akibat Covid-19 di Afrika, hampir 14.000 adalah pekerja kesehatan.

Dr Ahmed Al-Mandhari, direktur regional WHO untuk Mediterania timur, mengatakan kekhawatirannya penyebaran virus corona semakin meluas pada Jumat (31/7/2020).

Hafida Marsli, tunawisma imigran di Swiss asal Maroko mendapatkan kesempatan tinggal di Hotel Bel Esperance selama pandemi Covid-19, Kamis (16/4/2020).
Hafida Marsli, tunawisma imigran di Swiss asal Maroko mendapatkan kesempatan tinggal di Hotel Bel Esperance selama pandemi Covid-19, Kamis (16/4/2020). (AFP/FABRICE COFFRINI)

Baca: Afrika Selatan Longgarkan Lockdown dan Bersiap Hidupkan Kembali Ekonomi

Termasuk memasuki daerah yang belum terpengaruh virus.

Hal ini buntut dari dibukanya kembali perbatasan pada hari libur Islam, Idul Adha.

WHO mengatakan, karena Afrika berada di bawah rata-rata global dalam hal pengujian Covid-19 (sekitar 8,3 juta tes telah dilakukan sejak Februari), benua itu mungkin menderita kekurangan pelaporan kasus.

John Nkengasong, direktur Pusat Afrika untuk Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, mengatakan jika benua itu ingin mengimbangi seluruh dunia.

"Kita harus menguji sekitar 13 juta orang, karena kita adalah benua dengan 1,3 miliar orang”.

Wanita Peacekeepers Satuan Tugas (Satgas) TNI Kontingen Garuda (Konga)  XXXIX-B Rapidly Deployable Battalion (RDB) Mission de lOrganisation des Nations Unies pour La Stabilisation en R?publique D?mocratique du Congo (Monusco) memperingati International Women?s Day selakigus mengadakan kegiatan Civil and Military Coordination (CIMIC) di COB Bendera Provinsi Tanganyika, Republik Demokratik Kongo, Selasa (10/3/2020).
Dalam acara International Womens Day  tersebut Wanita Peacekeepers Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB Monusco mengadakan pelayanan kesehatan gratis, lomba mewarnai untuk anak-anak, permainan lapangan dan mengenalkan kebudayaan Indonesia berupa Tarian  Kaka Enda yang diikuti oleh Perhimpuan Mama-Mama Kongo, serta seluruh warga disekitar daerah operasi COB Bendera.
Wanita Peacekeepers Satuan Tugas (Satgas) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXIX-B Rapidly Deployable Battalion (RDB) Mission de lOrganisation des Nations Unies pour La Stabilisation en R?publique D?mocratique du Congo (Monusco) memperingati International Women?s Day selakigus mengadakan kegiatan Civil and Military Coordination (CIMIC) di COB Bendera Provinsi Tanganyika, Republik Demokratik Kongo, Selasa (10/3/2020). (TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI)

Baca: Belum Ada WNI yang Terkonfirmasi Covid-19 di Afrika Selatan, Botswana, Lesotho dan Eswatini

"Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan," katanya.

Nkengasong mengatakan dia juga prihatin dengan meningkatnya tekanan pada rumah sakit.

"Saya selalu mengatakan, Anda tidak membangun sistem kesehatan saat membutuhkannya."

"Kami membangun sistem kesehatan sebelum kami membutuhkannya," katanya.

"Saya tidak berpikir kita memiliki sumber daya sebagai benua untuk membangun rumah sakit 1.000 tempat tidur dalam dua minggu, seperti China," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved