Seekor Beruang di Italia Dijatuhi Hukuman Mati karena Menyerang 2 Pendaki, Muncul Petisi Penolakan
Seekor beruang coklat dijatuhi hukuman mati setelah menyerang dua pendaki di Italia.
TRIBUNNEWS.COM - Seekor beruang coklat dijatuhi hukuman mati setelah menyerang dua pendaki di Italia.
Kelompok hak hewan telah meminta penundaan eksekusi setelah serangan itu.
Kejadian itu bermula ketita Fabio Misseroni (59), dan putranya Christian Misseroni (28) mendaki Gunung Peller di Trentino, Italia Senin (22/6/2020) lalu.
Tiba-tiba seekor beruang melompat ke jalan setapak di depan mereka.
Beruang itu menggigit kaki lelaki Christian.
Reflek, sang ayah melompat ke punggung mamalia itu agar putranya bisa melarikan diri dikutip dari CNN.

Baca: Bergulat dengan Beruang di Kebun Binatang, Pria Ini Kena Denda hingga Rp 107 Juta
Baca: Badan Tercabik, Petani Karet Diterkam Beruang Muara Enim dan Nyaris Tewas
Serangan itu menyebabkan beruang yang mengamuk itu memukul Fabio.
Pukulannya cukup kuat hingga mematahkan kaki Fabio di tiga tempat.
Dalam upaya menyelamatkan ayahnya, Christian melompat-lompat dan bertepuk tangan mengalihkan perhatian beruang.
Christian berhasil mengalihkan perhatian hewan itu yang lari ke hutan.
Menanggapi kejadian tersebut, Gubernur Trentino, Maurizio Fugatti menandatangani perintah pemusnahan yang memungkinkan penangkapan dan pembunuhan beruang itu.
Sementara itu, Institut Nasional Italia untuk Perlindungan Lingkungan dan peraturan Penelitian menyerukan beruang yang menyerang manusia untuk di-eutanasia atau suntik mati.
Perintah itu mendorong perburuan hewan yang dipimpin oleh pihak berwenang, yang berusaha mengidentifikasi menggunakan air liur dan bulu yang tersisa dalam luka yang diderita ayah dan anak.

Baca: Potret Beruang Dikurung sampai Luka, Diambil Empedunya untuk Obat Corona
Baca: Kasus Kanibalisme Antar Beruang Kutub Meningkat, Iklim dan Pengeboran Minyak Bumi Jadi Penyebab
Kamera pengintai yang berbasis data DNA digunakan oleh para pejabat di wilayah setempat untuk melacak beruang.
Hal ini dilakukan karena adanya sejumlah serangan serupa dalam beberapa tahun terakhir.