Kim Jong Un Tunda Aksi Militer & Tak Muat Propaganda Anti-Korsel di Koran Pemerintah, Damaikah?
Korea Utara mengangguhkan serangan militer kepada Korea Selatan.Kim Jong Un mengumumkan keputusannya dalam rapat virtual pada Selasa (23/6/2020).
TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara mengangguhkan serangan militer kepada Korea Selatan.
Belakangan ini hubungan Korea Utara dan Korea Selatan terus memanas lantaran aksi pembelot.
Para aktivis anti-Pyongyang yang tinggal di Selatan tidak henti-hentinya mengirim balon penuh benda-benda propaganda.
Puncaknya, Korut meledakkan kantor komunikasi antar-Korea dan mengirim pasukan militer ke perbatasan, dikutip dari Reuters.
Namun pada pertemuan baru-baru ini, Kim Jong Un dikabarkan menunda aksi militer.
Baca: Sinopsis Drama Korea Mystic Pop Up Bar Episode 2, Kang Bae Tanda Tangan Kontrak dengan Weol Ju
Baca: Kim Jong Un Tunda Aksi Militer Atas Korea Selatan

Tidak jelas alasan Korea Utara tiba-tiba melunak, melihat beberapa pekan ini terus menyerang Korsel.
Selain karena pembelot, perundingan mengenai sanksi ekonomi yang macet juga memicu ketegangan.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un mengumumkan keputusannya dalam rapat virtual bersama Komisi Militer Pusat pada Selasa (23/6/2020) lalu.
Situasi dan kondisi saat ini menjadi pertimbangan anggota militer sebelum menunda serangan.
Komite juga membahas dokumen mengenai langkah-langkah pencegahan perang, berdasarkan laporan KCNA.
Namun pada Rabu (24/6/2020) ini, militer Korea utara terlihat memindahkan sejumlah pengeras suara (speaker) dari sekitar zona demiliterisasi.
Setidaknya ada 10 yang dipindahkan hari ini dan 20 perangkat beberapa hari yang lalu.

Baca: Wajahnya Mirip Penyanyi Korea Selatan, Meti Kim Berharap Singlenya Bisa Diterima Masyarakat
Baca: Kim Jong Un Tunda Aksi Militer Atas Korea Selatan
Ini dilakukan militer sehari setelah Kim Jong Un memutuskan penundaan aksi militer ke Korsel.
Beberapa hari lalu Korea Utara menyiapkan sekitar 20 hingga 30 pengeras suara di daerah perbatasan setelah mengancam akan mengambil tindakan militer.
Pada perjanjian 2018 silam, Korea Utara menurunkan sekitar 40 perangkat ini dari perbatasan.