Jumat, 3 Oktober 2025

Tewasnya Pria Kulit Hitam Picu Penjarahan di Minneapolis, Massa Bakar Kantor Polisi

Semula, aksi unjuk rasa untuk memprotes terbunuhnya Floyd berlangsung damai.

Editor: Choirul Arifin
CNN
Tewasnya pria kulit hitam memicu penjarahan di Minneapolis, AS. Massa membakar kantor polisi 

Pejabat penegak hukum lokal, negara bagian, dan federal berusaha meredakan
ketegangan rasial, dengan cara bersumpah untuk mewujudkan keadilan.

Empat petugas polisi kota yang terlibat dalam kasus terbunuhnya Floyd, telah dipecat dari dinas polisi.

Dalam video yang beredar saat lehernya ditekan oleh lutut polisi, Floyd mengerang
kesakitan seraya mengatakan, “Tolong, saya tidak bisa bernapas.

"Kasus Floyd mengingatkan pada kasus Eric Garner, seorang pria kulit hitam tak bersenjata, 2014 lalu, di New York City , yang meninggal setelah dicekik oleh polisi. Pada saat itu dia
juga terdengar mengatakan, "Saya tidak bisa bernapas."

Sepanjang hari, para pemrotes mengajukan tuntutan agar keempat polisi itu ditangkap
dan dituntut. "Ada alasan saat ini untuk melakukan penangkapan itu. Kami tidak
 meminta bantuan, kami meminta apa yang benar, " kata aktivis hak sipil, Pendeta Al Sharpton saat ia berbicara di depan massa.

Uang palsu

Floyd, seorang penduduk asli Houston yang bekerja sebagai penjaga keamanan dan
dikenal oleh teman-temannya sebagai "Big Floyd", dicurigai mencoba menggunakan
uang palsu di sebuah toko ketika polisi menangkapnya.

Seorang karyawan yang meminta bantuan menggambarkan tersangka tampak mabuk, menurut transkrip panggilan polisi itu.

Protes simpati meletus pada Rabu di Los Angeles dan sehari kemudian di Denver.
Ratusan demonstran memblokir lalu lintas jalan bebas hambatan di kedua kota itu.

Kerusuhan pada Kamis malam di Minneapolis dilaporkan menyebar ke kota yang
berdekatan, St Paul, ibu kota negara bagian itu.

Kepala kepolisian Kota Minneapolis telah meminta maaf kepada keluarga korban.

Kepala Kepolisian Medaria Arradondo mengatakan pihaknya telah ikut menyebabkan
memudarnya harapan di kota itu, bahkan sejak sebelum kematian George Floyd.

"Saya benar-benar meminta maaf atas rasa sakit, kehancuran, dan trauma yang
ditinggalkan atas kematian Floyd. Saya minta maaf kepada keluarga, orang-orang yang
dicintainya, dan komunitas kita," kata Arrandondo.

Kepala kepolisian menjelaskan mayoritas pemrotes melakukan aksi secara damai,
namun ada kelompok demonstran yang fokus melakukan perusakan.

Adik laki-laki korban, Philonise Floyd, mengatakan kepada CNN, Kamis, ia lelah melihat orang kulit hitam mati dan memahami kemarahan orang-orang di jalanan.

Meski demikian, dia mendesak para pemrotes melakukan aksi secara damai.

"Kepada polisi, saya ingin mereka melakukan semuanya secara benar, mulailah melakukan
pekerjaan Anda menggunakan cara yang benar karena saya belum melihatnya," kata
Philonise Floyd. (cnn/rtr/feb)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved