WHO Imbau agar Negara-negara Waspadai Puncak Kedua Wabah Corona
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan negara dengan infeksi corona yang menurun untuk mewaspadai puncak kedua pandemi.
Ini dilakukan untuk memastikan angka infeksi maupun kematian terus menurun dan terhindari dari puncak kedua wabah.
Akhir-akhir ini banyak negara Eropa dan negara bagian AS yang melonggarkan penguncian wilayah.
Pemerintah rata-rata ingin mengembalikan geliat ekonomi yang terpuruk karena pandemi.

Selain memperingatkan puncak pandemi kedua, WHO juga mengumumkan pihaknya menunda pengujian pada hidroksiklorokuin atau anti-malaria sebagai obat Covid-19.
Ini terjadi setelah studi medis baru-baru ini mengklaim obat tersebut dapat meningkatkan risiko kematian pada pasien Covid-19.
Studi yang tercatat dalam Jurnal The Lancet itu mengatakan percuma mengobati pasien corona dengan hidroksiklorokuin.
Dikutip dari BBC, hidroksiklorokuin aman untuk malaria, lupus, atau radang sendi.
Tapi hingga saat ini belum ada uji klinis yang merekomendasikannya untuk mengobati corona.
Baca: Jepang Perluas Larangan Masuk Pengunjung dari India dan 10 Negara Lainnya
Baca: China Bersiap Ambil Tindakan Balasan Terhadap AS Jika Rusak Kepentingan di Hong Kong
Studi Lancet melibatkan 96.000 pasien Covid-19 dengan hampir 15.000 di antaranya diberi hidroksiklorokuin.
Studi ini menemukan bahwa pasien lebih mungkin meninggal di rumah sakit dan mengalami komplikasi irama jantung dibandingkan pasien lain dalam kelompok pembanding.
Tingkat kematian kelompok yang diobati antara lain hidroksiklorokuin 18 persen, klorokuin 16,4 persen, dan kelompok kontrol 9 persen.
Para peneliti juga memperingatkan bahwa hidroksiklorokuin tidak boleh digunakan di luar uji klinis.
WHO sebelumnya mengaku prihatin karena ada sejumlah orang yang melakukan pengobatan sendiri lantas menyebabkan kerusakan serius pada tubuh.
Senin ini, jajaran WHO mengatakan hidroksiklorokuin akan dihapus dari uji coba tersebut sambil menunggu penilaian keamanan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)