Komisaris Australia Gerah dengan Kehadiran Militer Beijing di Laut China Selatan
Laut China Selatan merupakan rute strategis yang penting untuk menuju Asia Tenggara.
TRIBUNNEWS.COM - Laut China Selatan merupakan rute strategis yang penting untuk menuju Asia Tenggara.
Sudah sejak lama China berusaha mengklaim laut lepas ini sebagai wilayah kedaulatan miliknya.
Bahkan di tengah krisis kesehatan global yang bermula dari wilayahnya, virus corona, Beijing terlihat beroperasi di Laut China Selatan.
Aksi ini lantas membuat panas konflik AS-China yang sejak lama berhembus, sebagaimana dikutip dari Nation.
Baca: Sengketa Laut China Selatan Dituntaskan
Baca: Sengketa Laut Cina Selatan AS-China Memanas, Tuduhan Perihal Corona Dilancarkan AS

Apalagi saat ini Amerika Serikat menyalahkan China atas wabah corona yang sudah merebak di dunia.
Menyoal kehadiran China di Laut China Selatan, Gedung Putih menuduh Beijing tengah mengeksploitasi Covid-19 demi memperkuat posisinya di wilayah tersebut.
Sama halnya dengan AS, Australia kini mulai resah dengan kehadiran kapal-kapal militer Tiongkok di tengah sengketa Laut China Selatan.
Mengacu pada meningkatnya intensitas kapal-kapal ini, The Economic Times mengutip pernyataan Komisaris Tinggi Australia untuk India, Barry O'Farrell.
"Tindakan untuk mengganggu kegiatan eksploitasi sumber daya negara lain dan penggunaan pantai yang berbahaya dan koersif menjaga kapal dan disebut milisi laut," ungkapnya mendapati pergerakan kapal Tiongkok.
Ketegangan di Laut China Selatan semakin meningkat ketika Washington DC mengintensifkan kegiatan militer di wilayah itu pada 2020 ini.
Pihaknya berdalih ingin menjungjung tinggi kebebasan navigasi di sana.
Memang hingga hari ini, Laut China Selatan masih terus diperdebatkan.
China terus mengklaim atas wilayah itu berdasarkan teritori versinya.
Sementara itu klaim ini juga terus dimentahkan oleh empat negara terkait.
Tidak menyerah, Beijing juga membangun instalasi militer di wilayah itu.