Virus Corona
Hotline Bunuh Diri Jepang Kewalahan saat Corona, Ada yang Stres Terlalu Lama Bersama Anak di Rumah
Di Jepang, layanan pencegahan bunuh diri atau hotline bunuh diri dibuat kewalahan. Masyarakat terdampak virus corona membanjiri layanan tersebut.
Beberapa penelpon bisa menghabiskan waktu sekitar 2 jam untuk konsultasi.
"Kami dapat mempertahankan sistem ini karena ada penasihat yang datang meskipun ada tentangan dari keluarga mereka," kata Takeshi Naito, sekretaris jenderal badan Saitama.
/cdn.vox-cdn.com/uploads/chorus_image/image/65583842/Teen_Suicide_Attempts_Resize.0.jpg)
Baca: Melihat Keunikan Desa Nagaro di Jepang, Desa yang Dihuni Ratusan Boneka
Baca: Bos Yakuza Jepang Ditangkap Polisi, Kasus Kepemilikan 12 Pistol dan 89 Peluru
Sementara itu, bagi generasi muda lebih memilih layanan perpesanan untuk meminta nasihat.
Untuk itu, layanan Lifelink menawarkan jasanya menggunakan aplikasi Line.
Pihak Lifelink mengatakan adanya peningkatan jumlah panggilan dari orang-orang dengan masalah virus corona.
Beberapa dari mereka mengatakan kekhawatirannya soal kemajuan akademik karena sekolah ditutup.
Panggilan juga datang dari para orang tua yang stres karena manghabiskan waktu terlalu lama di rumah bersama anak-anak mereka.
Pusat pencegahan bunuh diri Tokyo, anggota Befrienders Worldwide melanjutkan konsultasi telepon yang sempat ditangguhkan sejak awal April.
Pihaknya menawarkan layanan setiap Selasa di bulan Mei dan akan menambah jumlah hari operasi mulai Juni.
"Kami ingin berbagi tentang penderitaan orang-orang yang tidak dapat memberi tahu orang lain tentang kekhawatiran mereka," kata kepala organisasi, Machiko Nakayama.
Baca: Jepang Melarang Warganya Bepergian ke-13 Negara, Mana Saja?
Baca: Polisi Jepang Tegur Keras Pengemudi Sepeda dan Motor yang Masuk Jalan Tol
(Tribunnews.com/Bunga)