Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Hotline Bunuh Diri Jepang Kewalahan saat Corona, Ada yang Stres Terlalu Lama Bersama Anak di Rumah

Di Jepang, layanan pencegahan bunuh diri atau hotline bunuh diri dibuat kewalahan. Masyarakat terdampak virus corona membanjiri layanan tersebut.

Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Tiara Shelavie
Kyodo News
Panggilan juga datang dari para orang tua yang stres karena manghabiskan waktu terlalu lama di rumah bersama anak-anak mereka. 

TRIBUNNEWS.COM - Pandemi virus corona menimbulkan dampak beragam.

Di Jepang, layanan pencegahan bunuh diri atau hotline bunuh diri dibuat kewalahan.

Masyarakat terdampak virus corona dengan masalah keuangan atau kesehatan membanjiri layanan tersebut.

Dikutip dari laman mainichi.jp Federasi Inochi no Denwa mempekerjakan sekitar 6 ribu penasihat dari 50 organisasi.

Jumlah panggilan masuk yang diterima anggota melonjak sejak pemerintah mengumumkan keadaan darurat bulan lalu.

Ilustrasi hotline bunuh diri
Ilustrasi hotline bunuh diri (Your Head Lah)

Baca: Penemuan Unik di Tengah Pandemi Corona, Jepang Buat Pintu Tanpa Sentuh hingga Alat Pemencet Tombol

Baca: Peraih Nobel Jepang Komentari Olimpiade 2021 Dimungkinkan Bila Vaksin Tersedia

Pemerintah mendesak masyarakat untuk menghindari kontak fisik sebanyak mungkin.

Para penelpon mengungkapka kekhawatiran mereka tentang keamanan pekerjaan mereka.

Terlebih pandemi ini telah membuat penurunan tajam di berbagai sektor ekonomi.

Tak sedikit bisnis terdampak yang harus tutup.

Beberapa penelpon itu mengatakan jika mereka berpikiran untuk bunuh diri saat ada anggota keluarga yang terinfeksi.

Ilustrasi hotline bunuh diri
Ilustrasi hotline bunuh diri (Kyodo News)

Baca: Covid-19 Mengerikan, Pemain Sumo Jepang Usia 25 Tahun Meninggal

Baca: Pachinko Jepang Bandel Tak Mau Tutup, 2 dari 7 Pintu Kacanya Dirusak Warga

Beberapa organisasi anggota federasi telah menangguhkan layanan, mengingat sebagian penasihat telah lanjut usia.

Namun, organisasi lainnya terus melayani penelepon selama periode yang sulit, dalam skala yang dikurangi.

Saitama Inochi no Denwa, salah satu hotline tersibuk di Jepang, memilih untuk mempertahankan layanan 24 jamnya.

Dari sekitar 70 panggilan yang diterima per hari baru-baru ini, sekitar 70 hingga 80 persen terkait dengan virus corona.

Angka tersebut menandai kenaikan tajam dari sekitar 20 persen pada awal April.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved