Perusahaan Wisata di Jepang ini Tawarkan Kamar Hotel Kosong untuk Cegah Perceraian karena Lockdown
Sebuah perusahaan wisata asal Jepang, Kasoku mengiklankan ratusan kamar hotel kosong khusus untuk para pasangan yang stres dengan lockdown.
Jadi cara kerjanya, Kasoku menawarkan 500 kamar berperabotan lengkap di hotel dan penginapan di seluruh Jepang.
Para tamu dapat menginap dari satu hari hingga enam bulan.
Satu unit berharga lebih dari 4.000 yen atau sekira Rp 558.000 per hari hingga 90.000 Rp 12 juta per bulan.
Kasoku telah menerima lebih dari 140 pertanyaan, mayoritas dari wanita berusia 30-an sampai 40-an.
Mereka mencari tempat yang tenang untuk bekerja dan ingin jauh dari pasangan mereka.
Sejauh ini, 37 orang telah memilih untuk menyewa kamar.

Tingkat perceraian Jepang sekitar dua per 1.000 orang per tahun, dibandingkan dengan tiga per 1.000 di AS dan 4,5 per 1.000 di Rusia, menurut survei yang diterbitkan oleh OECD pada 2017.
Jepang belum memiliki lonjakan tiba-tiba dalam perceraian, tetapi media sosial menunjukkan semakin banyak orang frustrasi di tengah pandemi, tulis Goto.
"'Coronadivorce' memiliki alasan yang pasti, dan langkah-langkah perlu diambil," tambahnya.
Menurut Goto, orang bereaksi berbeda terhadap kesulitan.
Di bawah tekanan lockdown, pasangan mungkin berbeda pendapat tentang corona.
Misalnya, salah satu pengguna Twitter yang menggunakan tagar #coronadivorce bercerita tentang suaminya yang tidak menghiraukan anjurannya.
Baca: Kerja Sama dengan Petani dan Perusahaan Bus di Jepang, Konbini Jualan Sayuran di Depan Toko
Baca: Amabie, Putri Duyung Legendaris Jepang Semangati Anak-anak di Tengah Pandemi Covid-19
"Tidak peduli berapa kali aku mengingatkan suamiku, dia tidak repot mengenakan sarung tangan, masker wajah atau kacamata pelindung ketika dia mengunjungi rumah sakit," cuitnya.
"Aku bahkan memberitahunya beberapa kelompok virus korona terbentuk di rumah sakit," tambah orang itu.
Ada juga yang frustrasi karena suaminya sangat gila kerja.
"Pekerjaan itu penting, tetapi saya ingin suami saya menjadi lebih fleksibel ketika dihadapkan pada situasi yang tidak dikenal."
"Tidakkah dia mendapatkan anak? Apakah dia mengira istrinya adalah pembantu rumah tangga? Pecundang," cuit seseorang.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)