Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

PM Jepang Konsultasi dengan Pakar Penyakit Menular Terkait Perpanjangan Periode Darurat Corona

Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengatakan bahwa dia akan berkonsultasi dengan para ahli penyakit menular pada Kamis (30/4/2020) ini.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
Kazuhiro NOGI / AFP
Ilustrasi suasana di Jepang - Orang-orang yang mengenakan masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap coronavirus COVID-19 di jalan distrik perbelanjaan Ameya-Yokocho, yang terletak di sebelah Stasiun Ueno, di Tokyo pada 11 April 2020. Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan pada 10 April bahwa pemerintah metropolitan akan meminta banyak bisnis, termasuk klub malam, ruang karaoke, dan ruang pinball pachinko untuk menangguhkan operasi mulai 11 April karena keadaan darurat terkait epidemi coronavirus. 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengatakan bahwa dia akan berkonsultasi dengan para ahli penyakit menular pada Kamis (30/4/2020) ini.

Langkah ini berkaitan dengan keputusan untuk memperpanjang keadaan darurat nasional Covid-19 atau tidak.

Selain itu, pemerintah Jepang juga melihat banyak negara lain yang mulai membuka kuncian nasionalnya.

Menurut laporan Reuters, Abe mendeklarasikan keadaan darurat nasional pada 16 April hingga 6 Mei. 

Baca: Mengaku Dihipnotis, Lelaki 57 Tahun Tusuk Polisi Senior Jepang

Baca: Lembaga Keuangan Jepang Dimungkinkan Fleksibel Pembayaran Utang UKM Berdampak Covid-19

PM Jepang Shinzo Abe di sidang parlemen Jepang
PM Jepang Shinzo Abe di sidang parlemen Jepang (Richard Susilo)

Media setempat mengabarkan hal itu dengan pernyataan bahwa kondisi ini mungkin diperpanjang satu bulan lagi.

Langkah ini bergantung pada kesadaran masyarakat untuk tetap tinggal di rumah dan menutup bisnisnya sementara waktu.

Sebab Jepang tidak memiliki undang-undang yang berkaitan dengan karantina nasional.

Batas darurat nasional Jepang yang jatuh pada 6 Mei mendatang bertepatan dengan akhir libur nasional, Golden Week.

Namun hingga kini, negara sakura ini masih mengindikasikan infeksi Covid-19 yang cukup membahayakan.

Jepang dinilai telah meremehkan banyak kasus infeksi Covid-19 dengan tidak banyak melakukan tes swab.

Sudah jelas bahwa kuncian ini membawa Jepang menuju krisis ekonomi.

Kemerosotan output pabrik dan penjualan ritel menggambarkan dengan jelas dampak pandemi pada perekonomian.

"Kami ingin berkonsultasi dengan para analis dan pandangan para pakar," kata Abe di depan parlemen.

Abe menambahkan bahwa dia akan membuat keputusan segera sebelum 6 Mei.

Pada Rabu (29/4/2020) Tokyo mengonfirmasi kasus infeksi baru sebanyak 47.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved