Pimpinan Iran Melarang Semua Kegiatan Massal selama Ramadan
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menyarankan untuk melarang semua kegiatan massal selama bulan Ramadan ini.
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menyarankan untuk melarang semua kegiatan massal selama bulan Ramadan ini.
Tujuannya untuk mengurangi penyebaran Covid-19 di antara masyarakat.
Khamenei pada Kamis (23/4/2020) lalu berkomentar di sebuah tayangan televisi di Iran.
Dia dan sejumlah pejabat tinggi Muslim mengaku bahwa kelancaran ibadah pada bulan suci ini terganggu karena wabah corona.
"Kita akan kehilangan pertemuan publik di bulan Ramadhan," kata Khamenei dalam pidatonya dikutip dari AP News.
"Dengan tidak adanya pertemuan-pertemuan ini, ingatlah untuk memperhatikan doa dan devosi Anda dalam kesendirian Anda," tambahnya.
Baca: Sambut Bulan Ramadhan, Bintang Liverpool, Mohamed Salah Dekorasi Rumah
Baca: Presiden Donald Trump Ancam Tembak Kapal Iran
Ramadan tahun ini akan dimulai pada akhir April dan berlangsung hingga Mei.
Sejatinya, para pejabat publik Iran belum membahas rencana untuk bulan suci ini.
Namun masjid-masjid Iran telah ditutup dan sholat Jumat dibatalkan di seluruh negeri.
Khamenei juga mendesak umat Syiah untuk berdoa di rumah mereka selama bulan Ramadan.
Umat Syiah biasanya berdoa bersama, terutama selama bulan puasa dan berbagi makanan setiap malam.
Iran telah melaporkan lebih dari 66.000 kasus infeksi Covid-19 dan lebih dari 4.100 kematian.
Sementara itu, hingga Jumat (24/4/2020) jumlah kasus infeksi Iran mencapai 87.026.
Sebanyak 5.481 orang meninggal dunia dan 64.843 pasien berhasil sembuh.

Namun para ahli berulang kali mempertanyakan angka-angka itu, terutama karena Iran awalnya meremehkan wabah pada Februari silam.
Dimana saat itu bertepatan dengan peringatan 41 tahun Revolusi Islam 1979 dan pemilihan parlemen yang penting.