Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Jepang Terancam Gelombang Infeksi Virus Corona, Ambulans Ditolak 80 Rumah Sakit

Di Tokyo, dalam satu kasus belum lama ini, sebuah ambulans membawa pria dengan demam dan kesulitan bernapas, ditolak oleh 80 rumah sakit.

Kazuhiro NOGI / AFP
Ilustrasi suasana di Jepang - Orang-orang yang mengenakan masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap coronavirus COVID-19 di jalan distrik perbelanjaan Ameya-Yokocho, yang terletak di sebelah Stasiun Ueno, di Tokyo pada 11 April 2020. Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan pada 10 April bahwa pemerintah metropolitan akan meminta banyak bisnis, termasuk klub malam, ruang karaoke, dan ruang pinball pachinko untuk menangguhkan operasi mulai 11 April karena keadaan darurat terkait epidemi coronavirus. 

Para ahli menyalahkan ketidakmampuan pemerintah dan kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para pekerja medis.

Jepang kekurangan tempat tidur rumah sakit, dan peralatan yang cukup bagi tenaga medis.

Ilustrasi suasana di Jepang - Orang-orang yang mengenakan masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap coronavirus COVID-19 di jalan distrik perbelanjaan Ameya-Yokocho, yang terletak di sebelah Stasiun Ueno, di Tokyo pada 11 April 2020. Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan pada 10 April bahwa pemerintah metropolitan akan meminta banyak bisnis, termasuk klub malam, ruang karaoke, dan ruang pinball pachinko untuk menangguhkan operasi mulai 11 April karena keadaan darurat terkait epidemi coronavirus.
Ilustrasi suasana di Jepang - Orang-orang yang mengenakan masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap coronavirus COVID-19 di jalan distrik perbelanjaan Ameya-Yokocho, yang terletak di sebelah Stasiun Ueno, di Tokyo pada 11 April 2020. Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan pada 10 April bahwa pemerintah metropolitan akan meminta banyak bisnis, termasuk klub malam, ruang karaoke, dan ruang pinball pachinko untuk menangguhkan operasi mulai 11 April karena keadaan darurat terkait epidemi coronavirus. (Kazuhiro NOGI / AFP)

Sebelumnya, siapa pun yang memiliki virus, baik dengan gejala ringan, dirawat di rumah sakit.

Hal itu justru membuat rumah sakit menjadi sesak dan kekurangan tenaga medis.

"Pengobatan darurat runtuh," ungkap asosiasi Jepang.

Asosiasi menambahkan, dengan menolak pasien, rumah sakit membebani pusat perawatan darurat dan jumlah terbatas.

"Kami tidak dapat lagi melakukan pengobatan darurat seperti biasa," kata dokter di Universitas Osaka, Takeshi Shimazu.

Kekurangan APD, masker, dan pelindung wajah meningkatkan resiko infeksi bagi para pekerja medis.

Kepala Asosiasi Medis Jepang mengatkan, hal tersebut membuat perawatan pada pasien Covid-19 menjadi semakin sulit.

Baca: Menteri Kesehatan Jepang Ajak Dunia Segera Temukan Obat dan Vaksin Virus Corona

Baca: Setelah Isu Corona, Oposisi Jepang Kini Mempermasalahkan Kunjungan Istri Shinzo Abe ke Oita

931 Ambulans Ditolak 5 Rumah Sakit, Berkeliling 20 Menit

Lebih jauh, pada Maret 2020 kemarin, ada 931 ambulans ditolak oleh lebih dari lima rumah sakit.

Bahkan, ambulans tersebut harus berkeliling 20 menit atau lebih untuk mencapai ruang gawat darurat.

Infeksi di sejumlah rumah sakit memaksa para pekerja medis untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.

Hal ini juga memperburuk keadaan karena kekurangan staf.

Sebagai catatan, kasus-kasus baru di Tokyo meningkat pada kahir Maret 2020.

Ada kekhawatiran wabah di Jepang bisa menjadi lebih buruk.

Karena Covid-19 perlu waktu untuk didiagnosis, pasien yang datang ke rumah sakit dapat secara tidak sengaja membahayakan orang lain.

Dikutip dari wolrdmeters, kasus infeksi di Jepang tercatat 10.797 pada Senin (20/4/2020) pukul 08.15 WIB.

Dengan 236 kematian tercatat, 1.159 sementara orang sembuh.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved