Virus Corona
Kasus Virus Corona Hampir 20 Ribu, Pertumbuhan Ekonomi ASEAN Diprediksi Hanya 1 Persen
Dalam KTT yang dipimpin Vietnam tersebut, dilaporkan kasus Corona di kawasan ASEAN per 13 April 2020 mencapai 19.997
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN secara Virtual, Selasa, (14/4/2020).
Dalam KTT yang dipimpin Vietnam tersebut, dilaporkan kasus Corona di kawasan ASEAN per 13 April 2020 mencapai 19.997.
Baca: 373 WNI Positif Virus Corona di Luar Negeri: 57 orang Sembuh dan 15 Meninggal Dunia
"Dengan angka kematian adalah 884," ujar Menlu Retno, Selasa.
Akibat Pandemi Corona, Pertumbuhan ekonomi Asean yang diproyeksikan 4,7 persen diprediksi hanya akan mencapai 1 persen.
"Menlu Vietnam juga menginformasikan bahwa ada sekitar 235 kegiatan pertemuan yang terpaksa di-postpone (tunda), dimodifikasi atau bahkan dicancel di ASEAN," katanya.
Menurut Retno untuk menanggulangi dampak ekonomi tersebut, terdapat sejumlah langkah yang telah dilakukan oleh para pemimpin ASEAN.
Baca: WHO: Virus Corona 'Covid-19' 10 Kali Lebih Mematikan Daripada Flu Babi
Di antaranya mendeklarasikan komitmen politik untuk memperkuat respon kolektif negara-negara ASEAN.
"Juga terbentuknya inter agency working grup yang dibentuk di bawah ACC yang tugasnya adalah mengkoordinasikan dan membuat rekomendasi untuk ASEAN dan beberapa menteri sudah melakukan pertemuan dalam konteks ASEAN," pungkasnya.
Jokowi tekankan 4 hal
Indonesia mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN (Special ASEAN Summit) pada Selasa (14/4/2020), di bawah keketuaan Vietnam.
Pertemuan ini secara khusus membahas kerja sama menangani dan memutus rantai penyebaran virus corona (Covid-19).
Baca: WHO: Virus Corona 'Covid-19' 10 Kali Lebih Mematikan Daripada Flu Babi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan kepada anggota ASEAN, tidak ada satu kebijakan yang dapat diberlakukan bagi semua negara.
Hal tersebut disampaikan Menteri luar negeri (Menlu), Retno Marsudi dalam siaran pers sekretariat negara, Selasa (14/4/2020).
“Presiden memahami beragam upaya yang dilakukan untuk masing-masing negara ASEAN sesuai situasi dan kondisi masing-masing negara. Presiden menekankan tidak ada satu kebijakan yang dapat dilakukan bagi semua negara,” ujar Menlu.
Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi menyampaikan pentingnya sinergi dan kolaborasi antar negara-negara ASEAN.
Presiden mengusulkan ASEAN agar menyusun prosedur berupa protokol respon pandemi melalui joint contact tracing outbreak investigation.
“Usulan Indonesia ini dimuat di salah satu paragraph dari deklarasi hasil KTT yaitu dalam formulasi sebuah ASEAN standard operating procedure untuk emergency kesehatan masyarakat,” lanjut Menlu.
Presiden juga menekankan pentingnya untuk mencegah hambatan lalu lintas barang, serta pentingnya kerjasama perlindungan warga negara ASEAN.
Selain itu, Presiden juga mengingatkan pentingnya kerjasama dengan mitra ASEAN yaitu ASEAN plus three (APT) dengan China, Jepang dan Korea Selatan.
Baca: DPR Disarankan Awasi Anggaran Tanggap Darurat Virus Corona Ketimbang Bahas Omnibus Law
Presiden juga memberikan dukungan upaya membuat ASEAN Covid-19 Respon Fund dengan relokasi ASEAN Development Fund dan ASEAN Cooperation Fund.
“Relokasi budget ini diperlukan sebagai langkah darurat untuk menyediakan peralatan medis yang diperlukan untuk meberantas Covid-19 bagi negara-negara ASEAN yang memerlukan,” ujar Menlu Retno