Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

WHO: Virus Corona 'Covid-19' 10 Kali Lebih Mematikan Daripada Flu Babi

Karena itu menurut WHO, vaksin akan diperlukan untuk menghentikan penyebaran virus ini

AFP/Fabrice COFFRINI
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers tentang COVID-19 di kantor pusat WHO di Jenewa, Rabu (11/3/2020). Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan, wabah virus corona dikategorikan sebagai pandemi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan Virus Corona (Covid-19) 10 kali lebih mematikan daripada pandemi flu babi, yang melanda dunia pada 2009 lalu.

Karena itu menurut WHO, vaksin akan diperlukan untuk menghentikan penyebaran virus ini. 

Baca: Polisi Benarkan Tangkap Sejumlah Ojol yang Video Bernada Ancamannya Viral, Tapi Tidak Ditahan

Tedros mengatakan, WHO masih terus mencari vaksin untuk virus mematikan yang menyebar di belahan dunia, yang kini telah menewaskan hampir 115 ribu orang dan menjangkiti lebih dari 1,8 juta orang.

"Kita tahu covid-19 menyebar cepat, dan kita tahu itu adalah mematikan, 10 kali mematikan daripada pandemi flu 2009," katanya dalam rilis yang dilakukan secara virtual, Senin (13/4/2020) waktu setempat.

Berdasarkan data WHO, 18.500 orang tewas akibat flu babi, atau H1N1, yang pertama kali ditemukan di Meksiko dan Amerika Serikat pada Maret 2009 lalu.

Tetapi tenaga medis Lancet memperkirakan lebih dari itu, yakni antara 151.700 dan 575.400 orang.

Perhitungan Lancet termasuk perkiraan kematian di Afrika dan Asia Tenggara yang tidak diperhitungkan oleh WHO.

Wabah tersebut, yang dinyatakan sebagai pandemi pada Juni 2009.

Tedros juga mengingatkan sejumlah negara karena beranggapan penyebaran kasus bisa ditekan jiika mereka berhasil melokalisir pasien positif, melakukan pemeriksaan, mengisolasi dan merawat setiap pasien yang terinfeksi.

Pun melacak dan memeriksa setiap individu yang melakukan kontak dekat dengan pasien positif.

"Dengan kata lain, jumlah kasus turun jauh lebih lambat daripada kenaikkan jumlah kasus, " katanya.

"Tindakan pengendalian harus dilakukan perlahan-lahan, dan dengan kontrol. Tidak dapat terjadi sekaligus. "

"Langkah-langkah pengendalian hanya dapat dicabut jika langkah-langkah kesehatan masyarakat yang tepat, termasuk kapasitas yang signifikan untuk pelacakan kontak," katanya.

Baca: 373 WNI Positif Virus Corona di Luar Negeri: 57 orang Sembuh dan 15 Meninggal Dunia

Terlepas dari upaya itu semua, WHO mengakui, "pada akhirnya, pengembangan dan pengiriman vaksin yang aman dan efektif akan diperlukan untuk sepenuhnya menghentikan laju penyebarannya."

Menurut WHO, sebuah vaksin akan ditemukan setidaknya 12 sampai 18 bulan lagi. (AFP/The Star)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved