Di Tengah Serbuan Corona, Amerika Dakwa Presiden Venezuela Terlibat Perdagangan Narkoba
AS telah mendakwa Presiden Venezuela, Nicolás Maduro dan 14 orang lainnya terkait perdagangan narkoba, korupsi, dan pencucian uang.
Dalam dakwaan terpisah, Jaksa Penutut di Miami mendakwa Kepala Mahkamah Agung Venezuela, Maikel Moreno dengan pencucian uang.
Barr mengatakan, para pemimpin Venezuela dan faksi FARC mengorganisir jalur udara dan pangkalan udara Venezuela untuk mengangkut kokain ke Amerika Tengah dengan rute laut ke Karibia.
"Kami memperkirakan di suatu tempat antara 200 dan 250 metrik ton kokain dikirimkan dari Venezuela dengan rute ini," ungkap Barr.
"250 metrik ton itu setara dengan dosis 30 mili mematikan," terang Barr.
Baca: Profil Lengkap Jennifer Dunn, dari Karir Cemerlang, Kasus Narkoba Hingga Jadi Saksi Pencucian Uang
Baca: Jadi Saksi Kasus Pencucian Uang, Jennifer Dunn Akui Diberi Wawan Kartu Kredit dengan Limit 50 Juta
Bukan Kali Pertama
Untuk diketahui, ini bukan pertama kalinya AS mendakwa kepala negara yang berkuasa di Amerika Latin.
Sebelumnya, diktator Panama, Manuel Noriega didakwa melakukan pelanggaran narkoba pada 1988.
Satu tahun kemudian, pasukan AS menyerbu Panama untuk menangkap Manuel Noriega.
Amerika Peringkat Pertama
Sementara itu, berdasarkan update Virus Corona terkini atau sampai Jumat (27/3/2020) pagi, Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah orang terinfeksi Virus Corona tertinggi dunia.
Kasus Virus Corona di Amerika Serikat sampai Jumat pagi ini mencapai 85.486 kasus.
Dengan jumlah kasus sebanyak itu, Amerika Serikat kini 'menyalip' China, negara tempat Virus Corona atau Covid-19 pertama kali muncul.
Kasus Virus Corona di China tercatat 81.782 kasus dan Italia 80.589 kasus.
• BREAKING NEWS: BILL Gates Usul Lockdown di Amerika Serikat 6 Minggu untuk Tekan Virus Corona
• 1 Oulet Karaoke Anang Hermansyah dan 64 Outlet Inul Vista Tutup Sementara Cegah Wabah Virus Corona
Jumlah pasien Virus Corona meninggal di AS juga sudah tembus di atas angka 1.000 orang, tepatnya 1.288 orang.
Sementara itu, jumlah kematian di China tercatat 3.291 orang dan di Italia 8.215 orang.
Data tersebut diambil Wartakotalivel.com dari pemantauan digital yang dilakukan peneliti dari Universitas Johns Hopkins sampai Jumat (27/3/2020) pagi ini.