Virus Corona
Kasus Corona Berujung Rasisme di Sejumlah Negara, di London Pria Singapura Dianiaya
Seorang mahasiswa dari Singapura mengatakan dia dipukuli oleh sekelompok pria yang mengatakan kepadanya,
Pihak rumah sakit mengatakan telah membatasi kunjungan staf dan orang-orang yang membesuk ke ruang perawatan pasien yang terjangkit, dan tengah melacak mereka yang mungkin telah melakukan kontak dengan pasien yang terinfeksi.
Dari 87 kasus yang ada di Inggris, 80 diantaranya terjadi di Inggris, tiga di Skotlandia, satu di Wales dan tiga di Irlandia Utara.
Dua pasien terbaru adalah orang Skotlandia, satu orang tinggal di daerah Grampian dan yang lainnya di Ayrshire.
Satu pasien baru-baru ini bepergian ke bagian utara Italia, sementara pasien lainnya melakukan kontak dengan orang yang positif terjangkit virus.
Kasus-kasus baru virus di Inggris telah dikonfirmasi di Liverpool, York, Carlisle, Newcastle, Torquay dan Manchester, serta di Lancashire dan Derbyshire.
Di Irlandia Utara, seorang mahasiswa pascasarjana Queen's University, yang baru saja kembali dari Italia utara dan berbaur dengan sesama mahasiswa, dinyatakan positif terjangkit virus.
Sementara itu, para mahasiswa di Universitas Goldsmiths, London diberitahu bahwa ada seseorang yang terinfeksi virus corona berkunjung ke asrama kampus.
Dalam emailnya, pihak universitas mengatakan orang tersebut "telah dirawat" dan mahasiswa yang dikunjungi juga "mengisolasi diri sebagai tindakan pencegahan".
Universitas Buckingham dan Universitas London menunda acara wisuda untuk meminimalkan penyebaran virus.
Whitty, yang sebelumnya menyebut "kemungkinan bisa terjadi" epidemi di Inggris, mengatakan orang-orang yang telah melakukan kontak dengan pasien baru tengah dilacak.
Pemerintah mengatakan seperlima dari pekerja mungkin mengambil cuti sakit selama puncak epidemi virus korona di Inggris.
Dalam "skenario terburuk", hingga 80% dari populasi Inggris dapat terinfeksi virus corona, yang menyebabkan penyakit Covid-19, katanya.
Namun ia mengatakan langkah untuk mengisolasi seluruh kota di Inggris "sangat tidak mungkin".
Inggris juga meluncurkan kampanye kesehatan yang mendorong orang-orang agar mencuci tangan secara teratur selama setidaknya 20 detik.