Virus Corona
Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Meninggal Dunia Akibat Virus Corona
Penasihat pemimpin tertinggi Iran, Mohammad Mir-Mohammadi (71) meninggal dunia akibat virus corona.
TRIBUNNEWS.COM - Penasihat pemimpin tertinggi Iran meninggal dunia akibat virus corona.
Media pemerintah Iran melaporkan, kematian Mohammad Mir-Mohammadi (71) menambah kekhawatiran penyebaran infeksi virus corona semakin meluas.
Diketahui, di seluruh negeri lonjakan kasus virus corona mencapai 1.500.
Lebih jauh, dilansir washingtonpost, tidak jelas bagaimana Mir-Mohammadi tertular virus corona..
Teheran mengumumkan virus yang dikenal dengannama Covid-19 ini telah menewaskan 66 orang.
Iran memiliki angka kematian tertinggi dari virus corona di luar China dan mengumumkan kasus pertamanya 10 hari lalu.
Untuk diketahui, terjadi peningkatan kasus pada Senin (2/3/2020) lebih dari 500 jumlah kasus baru dikonfirmasi.

Baca: Doa Mohon Perlindungan Terhindar dari Penyakit Virus Corona, 2 Warga Depok Positif Covid-19
Persentase Kematian
Dilansir theadvocate, di seluruh Timur Tengah ada lebih dari 1.150 kasus virus corona.
Para ahli khawatir persentase kematian akibat infeksi di Iran.
Diketahui, persentase kematian di Iran mencapai 5,5 persen.
Jauh lebih tinggi daripada negara lain.
Baca: Ada Warga yang Terinfeksi Corona, Menko Muhadjir Minta Masyarakat Tidak Belanja Berlebihan

Anggota Parlemen Meninggal
Pada Sabtu (29/2/2020) kemarin, anggota parlemen yang baru terpilih, Mohammad Ali Ramezani meninggal dunia setelah tertular virus corona.
Kembali melansir washingtonpost, media Iran melaporkan Ramezani menderita kerusakan jangka panjang akibat serangan senjata kimia selama perang Iran-Irak.
Lebih jauh, penyebaran infeksi virus corona menjadi lebih mengkhawatirkan di antara pada pemimpin politik.
Jumlah kasus di Iran jauh lebih tinggi daripada yang ditunjukkan oleh angka resmi.
Baca: Kontak Langsung dengan 2 Pasien Corona, 73 Petugas Dipantau, 40 Orang Alami Pilek hingga Demam
Khawatir Corona di Penjara
Diketaui, para pembela hak asasi mengatakan , mereka khawatir tentang kemungkinan wabah virus di penjara-penjara Iran.
Suami dari tahanan Inggris-Iran, Nazanin Zaghari-Ratchliffe mengatakan istrinya khawatir dia terkena virus di penjara Evin, Teheran.
Keluarganya mendorong pihak berwenang untuk melakukan tes virus corona kepadanya.
Pada Minggu (1/3/2020) Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan bahwa mereka mengevakuasi personel dari negara tersebut.
"Jika situasinya semakin memburuk, kemampuan Kedutaan Besar Inggris untuk memberikan bantuan kepada warga negara Inggris di Iran mungkin terbatas," kata Kementerian Luar Negeri dalam pernyataan.
Baca: 4 Asuransi Ini Cover Pasien Virus Corona (Covid-19) hingga Rp 35 Miliar
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)