Virus Corona
Perangi Virus Corona, Pemerintah China Larang Penjualan dan Makan Hewan Liar
China mengatakan akan melarang peragangan dan konsumsi hewan liar, guna membatasi menyebaran virus corona
Contohnya, permintaan daging hewan musang.
Sekitar 17 tahun lalu, epidemi SARS juga memiliki ciri khas yang sama dengan Corona yaitu menyerang organ pernafasan.
SARS membunuh setidaknya lebih dari 800 orang di seluruh dunia.
Hal ini kemudian dikaitkan produksi dan konsumsi daging musang di China oleh WHO.
WHO mengatakan, 70 persen patogen penyebab wabah yang menyebar secara global ini, 50 tahun lalu ditemukan berasal dari hewan.
Para pecinta lingkungan dan komunitas serupa menyambut baik kebijakan ini.
Kendati demikian, beberapa pihak berkomentar kalau pemerintah juga harus memperhatikan perusahaan di industri hewan liar itu.
Setidaknya, memberikan bantuan keuangan bagi perusahaa dan peternakan tersebut.
Baca: Para Ilmuwan Sebut Virus Corona Bukan Berasal dari Wuhan China, Ini Tempat Asal Sebenarnya
Baca: Mr Bean Tak Mau Dievakuasi dari Wuhan dan Sebarkan Semangat untuk Warga China Perangi Covid-19
Perdagangan satwa liar dan industri khusus untuk konsumsi di Tiongkok bernilai 520 miliar yuan.
Besarnya industri ini, sampai mampu mepekerjakan lebih dari 14 juta orang.
Hewan akuatik, ternak, unggas, dan hewan lainnya sudah lama dikembangbiakkan di China.
Tapi itu tidak dilarang, selama penggunaan hewan liar untuk tujuan ilmiah dan medis.
"Akhirnya ada larangan makan dan perdagangan hewan liar," kata Anggota Komite Nasional Perlindungan Lingkungan.
"Ini adalah langkah besar, dalam perlindungan satwa liar," tambahnya.
Keputusan Komite NPC ini mengikuti arahan dari Presiden Xi Jinping untuk menindak pasar dan aksi penjualan hewan liar.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)