Virus Corona
Perangi Virus Corona, Pemerintah China Larang Penjualan dan Makan Hewan Liar
China mengatakan akan melarang peragangan dan konsumsi hewan liar, guna membatasi menyebaran virus corona
TRIBUNNEWS.COM - China mengatakan akan melarang perdagangan dan konsumsi hewan liar guna membatasi penyebaran virus corona
Padahal industri ini sangat menguntungkan bagi China.
Penjualan hewan liar bernilai miliaran dolar dan mempekerjakan jutaan orang di China.
Epidemi Covid-19 sampai saat ini telah merenggut lebih dari 2.500 jiwa di China.
Tak hanya itu, wabag ini telah menyebar ke lebih dari 25 negara di dunia.
Baca: 4 Langkah Cepat Joko Widodo Dongkrak Perekonomian Indonesia yang Terimbas Virus Corona COVID-19
Baca: Pemimpin Sekte Sesat di Korsel yang Diduga Sebar Virus Corona Hingga Hampir 1000 Orang Lakukan Ini
Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan status waspada akibat wabah ini.
Sebagian besar peneliti sepakat virus ini menyebar dari hewan ke manusia.
Lantas virus itu bermutasi dan pelan-pelan menginfeksi orang lain.
"Sejak wabah Covid-19, kebiasaan makan hewan liar jadi ancaman besar yang tersembunyi bagi kesehatan masyarakat."
"Ini menjadi perhatian tersendiri," kata Komite Nasional Kongres Rakyat China.

Keputusan cepat diambil pemerintah, yakni melarang konsumsi hewan liar.
Termasuk diantaranya perdagangan satwa liar secara ilegal.
Ini semata-mata bertujuan untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Diktutip SCMP dari CCTV, larangan ini akan segera diberlakukan di China.
Sebenarnya, permintaan daging hewan liar telah menjadi industri besar di China.
Baca: Gara-gara Lelucon Batuk Sebesar Godzilla Barulah Terinfeksi Corona Kadis Kesehatan Jepang Minta Maaf
Baca: Mulai Hari Ini Markas Pusat Anti Corona Virus Dibuka di Kantor PM Jepang
Contohnya, permintaan daging hewan musang.
Sekitar 17 tahun lalu, epidemi SARS juga memiliki ciri khas yang sama dengan Corona yaitu menyerang organ pernafasan.
SARS membunuh setidaknya lebih dari 800 orang di seluruh dunia.
Hal ini kemudian dikaitkan produksi dan konsumsi daging musang di China oleh WHO.
WHO mengatakan, 70 persen patogen penyebab wabah yang menyebar secara global ini, 50 tahun lalu ditemukan berasal dari hewan.
Para pecinta lingkungan dan komunitas serupa menyambut baik kebijakan ini.
Kendati demikian, beberapa pihak berkomentar kalau pemerintah juga harus memperhatikan perusahaan di industri hewan liar itu.
Setidaknya, memberikan bantuan keuangan bagi perusahaa dan peternakan tersebut.
Baca: Para Ilmuwan Sebut Virus Corona Bukan Berasal dari Wuhan China, Ini Tempat Asal Sebenarnya
Baca: Mr Bean Tak Mau Dievakuasi dari Wuhan dan Sebarkan Semangat untuk Warga China Perangi Covid-19
Perdagangan satwa liar dan industri khusus untuk konsumsi di Tiongkok bernilai 520 miliar yuan.
Besarnya industri ini, sampai mampu mepekerjakan lebih dari 14 juta orang.
Hewan akuatik, ternak, unggas, dan hewan lainnya sudah lama dikembangbiakkan di China.
Tapi itu tidak dilarang, selama penggunaan hewan liar untuk tujuan ilmiah dan medis.
"Akhirnya ada larangan makan dan perdagangan hewan liar," kata Anggota Komite Nasional Perlindungan Lingkungan.
"Ini adalah langkah besar, dalam perlindungan satwa liar," tambahnya.
Keputusan Komite NPC ini mengikuti arahan dari Presiden Xi Jinping untuk menindak pasar dan aksi penjualan hewan liar.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)