Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Perangi Virus Corona, Pemerintah China Larang Penjualan dan Makan Hewan Liar

China mengatakan akan melarang peragangan dan konsumsi hewan liar, guna membatasi menyebaran virus corona

Penulis: Ika Nur Cahyani
EPA
China mengatakan akan melarang peragangan dan konsumsi hewan liar, guna membatasi menyebaran virus corona 

TRIBUNNEWS.COM - China mengatakan akan melarang perdagangan dan konsumsi hewan liar guna membatasi penyebaran virus corona

Padahal industri ini sangat menguntungkan bagi China.

Penjualan hewan liar bernilai miliaran dolar dan mempekerjakan jutaan orang di China.

Epidemi Covid-19 sampai saat ini telah merenggut lebih dari 2.500 jiwa di China.

Tak hanya itu, wabag ini telah menyebar ke lebih dari 25 negara di dunia.

Baca: 4 Langkah Cepat Joko Widodo Dongkrak Perekonomian Indonesia yang Terimbas Virus Corona COVID-19

Baca: Pemimpin Sekte Sesat di Korsel yang Diduga Sebar Virus Corona Hingga Hampir 1000 Orang Lakukan Ini

Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan status waspada akibat wabah ini.

Sebagian besar peneliti sepakat virus ini menyebar dari hewan ke manusia.

Lantas virus itu bermutasi dan pelan-pelan menginfeksi orang lain.

"Sejak wabah Covid-19, kebiasaan makan hewan liar jadi ancaman besar yang tersembunyi bagi kesehatan masyarakat."

"Ini menjadi perhatian tersendiri," kata Komite Nasional Kongres Rakyat China.

A man chops and cleans crocodiles at Huangsha Seafood Market in Guangzhou in southern China in 2018.
A man chops and cleans crocodiles at Huangsha Seafood Market in Guangzhou in southern China in 2018. (EPA)

Keputusan cepat diambil pemerintah, yakni melarang konsumsi hewan liar.

Termasuk diantaranya perdagangan satwa liar secara ilegal.

Ini semata-mata bertujuan untuk melindungi kesehatan masyarakat.

Diktutip SCMP dari CCTV, larangan ini akan segera diberlakukan di China.

Sebenarnya, permintaan daging hewan liar telah menjadi industri besar di China.

Baca: Gara-gara Lelucon Batuk Sebesar Godzilla Barulah Terinfeksi Corona Kadis Kesehatan Jepang Minta Maaf

Baca: Mulai Hari Ini Markas Pusat Anti Corona Virus Dibuka di Kantor PM Jepang

Contohnya, permintaan daging hewan musang.

Sekitar 17 tahun lalu, epidemi SARS juga memiliki ciri khas yang sama dengan Corona yaitu menyerang organ pernafasan.

SARS membunuh setidaknya lebih dari 800 orang di seluruh dunia.

Hal ini kemudian dikaitkan produksi dan konsumsi daging musang di China oleh WHO.

WHO mengatakan, 70 persen patogen penyebab wabah yang menyebar secara global ini, 50 tahun lalu ditemukan berasal dari hewan.

Para pecinta lingkungan dan komunitas serupa menyambut baik kebijakan ini.

Kendati demikian, beberapa pihak berkomentar kalau pemerintah juga harus memperhatikan perusahaan di industri hewan liar itu.

Setidaknya, memberikan bantuan keuangan bagi perusahaa dan peternakan tersebut.

Baca: Para Ilmuwan Sebut Virus Corona Bukan Berasal dari Wuhan China, Ini Tempat Asal Sebenarnya

Baca: Mr Bean Tak Mau Dievakuasi dari Wuhan dan Sebarkan Semangat untuk Warga China Perangi Covid-19

Perdagangan satwa liar dan industri khusus untuk konsumsi di Tiongkok bernilai 520 miliar yuan.

Besarnya industri ini, sampai mampu mepekerjakan lebih dari 14 juta orang.

Hewan akuatik, ternak, unggas, dan hewan lainnya sudah lama dikembangbiakkan di China.

Tapi itu tidak dilarang, selama penggunaan hewan liar untuk tujuan ilmiah dan medis.

"Akhirnya ada larangan makan dan perdagangan hewan liar," kata Anggota Komite Nasional Perlindungan Lingkungan.

"Ini adalah langkah besar, dalam perlindungan satwa liar," tambahnya.

Keputusan Komite NPC ini mengikuti arahan dari Presiden Xi Jinping untuk menindak pasar dan aksi penjualan hewan liar.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved