Virus Corona
Virus Corona Merebak, 81 Orang Tewas, Irak Evakuasi Pelajar yang Masih Berada di Wuhan
Terkait menyebarnya virus corona, pemerintah Irak mengevakuasi para pelajar dari negaranya yang masih berada di Wuhan.
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah pasien yang terinfeksi virus corona semakin bertambah.
Hingga Senin (27/1/2020) malam, China's National Health Commission (NHC) melaporkan sebanyak 81 orang meninggal akibat terjangkit virus mematikan ini.
Sementara itu, 2.880 orang dinyatakan terinfeksi virus corona.
Virus corona pun menjadi perhatian publik di seluruh belahan dunia.
Atas merebaknya virus mematikan ini, pemerintah Irak mengevakuasi para pelajar dari negaranya yang masih berada di Wuhan.
Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Irak Ahmed Al-Sahaf, Senin (27/1/2020).
Dilansir Aljazeera, para pejabat kedutaan Irak di China bekerja sama dengan pihak berwenang di China untuk menyediakan layanan dan mengevakuasi siswa Irak dari Wuhan.
"Semua orang sedang menunggu persetujuan bagi Irak untuk meninggalkan kota itu," kata Ahmed al-Sahaf dalam siaran pers.
Dia menambahkan, hingga kini kedutaan Irak belum mencatat adanya siswa Irak yang terjangkit virus corona.
Jokowi Minta Masyarakat Tetap Waspada
Sementara di Tanah Air, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menanggapi merebaknya virus corona yang berpusat di Wuhan, China.
Presiden meminta masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati.
Jokowi pun memastikan, seluruh bandara di Indonesia telah melakukan pengawasan untuk mencegah masuknya virus corona di Indonesia.

"Yang paling penting kita waspada, hati-hati," kata Jokowi dalam wawancaranya yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (27/1/2020).
"Karena pengawasan, saya kira di semua bandara kita terutama yang berhubungan dengan flight dari dan ke Tiongkok sudah kita lakukan, tetapi ini, sekali lagi ini bukan sesuatu yang mudah karena pada masa inkubasi itu panas kadang-kadang tidak bisa terdeteksi dengan scanner yang kita miliki," sambungnya.
"Semua negara juga mengalami hal yang sama," imbuh presiden.
Jokowi pun kembali menekankan pada masyarakat untuk mewaspadai gejala-gejala terjangkit virus corona.
Presiden juga menuturkan, saat ini logistik menjadi hal yang paling rumit.
"KBRI sudah secara detail mengikuti, yang paling rumit memang hal-hal yang berkaitan dengan logistik karena aturan main untuk masuk ke sana sekarang ketat sekali," kata Jokowi.
"Mengirimkan logisitik ini masih dalam pendalaman KBRI juga supaya semua bisa terlayani dan berjalan dengan baik," sambungnya.
Kemenlu Sebut Belum Memungkinkan Evakuasi
Dilansir dari Kompas.com, Pelaksana Tugas (Plt) Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, saat ini belum memungkinkan untuk mengevakuasi warga negara Indonesia ( WNI) dari Wuhan, China.
Hal itu lantaran Wuhan masih diisolasi karena merebaknya virus corona.
Pernyataan ini juga menanggapi rencana beberapa negara, seperti Jepang dan Amerika Serikat, yang hendak mengevakuasi warga mereka dari Wuhan.

"Hingga saat ini status Wuhan masih diisolasi, tidak bisa masuk ataupun keluar," kata Faizasyah, Senin (27/1/2020).
"Negara-negara tersebut (Jepang, Amerika Serikat) memang menyampaikan keinginan mengevakuasi, namun dari pantauan hingga saat ini masih belum dimungkinkan," lanjutnya.
Kendati demikian, menurut Faizasyah, pemerintah terus mengupayakan langkah-langkah terbaiknya.
Ia pun meminta WNI yang masih berada di Wuhan untuk bersabar karena pemerintah akan terus mencari opsi yang memungkinkan.
"Agar mereka (WNI yang berada di Wuhan) bersabar dan meyakini pemerintah terus berikhtiar," kata Faizasyah.
Kata Ahli Kesehatan Masyarakat di Hong Kong
DilansirAljazeera, ahli kesehatan masyarakat senior di Hong Kong mengatakan jumlah sebenarnya orang yang terinfeksi virus corona baru ini kemungkinan sekitar 25.000 orang, secara signifikan lebih tinggi daripada jumlah kasus yang dikonfirmasi oleh China's NHC.
Gabriel Leung, kepala Fakultas Kedokteran Li Ka Shing di University of Hong Kong menyampaikan dalam konferensi pers bahwa penelitian timnya mengindikasikan bahwa ada kemungkinan sekitar 44.000 kasus pada tahap inkubasi di Wuhan.
Ia menambahkan, tingkat infeksi virus corona akan berlipat ganda setiap enam hingga tujuh hari.
"Ini berdasarkan computer modeling, bukan berarti itu akan terjadi tetapi dia mengatakan itu adalah perkiraan, semacam skenario terburuk," kata Adrian Brown dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Hong Kong.
5 Juta Penduduk Meninggalkan Wuhan
Kota Wuhan, China disegel setelah epidemi virus corona menyebar dan telah memakan korban.
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, sekitar lima juta penduduk meninggalkan Wuhan sebelum diisolasi karena epidemi virus corona.
Akibat adanya wabah corona ini, liburan Festival Musim Semi di Wuhan dibatalkan.
Walikota Zuo Xian Wang mengungkapkan pada Minggu (26/1/2020), para pejabat kesehatan memperingatkan virus corona menyebar semakin kuat.
Baca juga : Cerita Pilu WNI Mahasiswa di Wuhan yang hanya Bisa Berdiam Diri di Kamar Akibat Virus Corona
Dalam konferensi pers, Zhou mengatakan ada sekiranya sembilan juta orang yang masih bertahan di Wuhan setelah kota itu diisolasi.

Dikutip dari South China Morning Post, sekira 2.700 orang saat ini dalam pantauan di kota, sekira 1.000 orang kemungkinan akan dikonfirmasi kasusnya.
Pada Minggu (26/1/2020), Wuhan memiliki 533 kasus yang dikonfirmasi.
Sejak Kamis (23/1/2020) pemerintah pusat memberlakukan penyegelan terhadap Wuhan dan beberapa kota lain.
Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona baru ke bagian lain di negara China.
Diketahui, banyak penduduk meninggalkan kota untuk liburan.
Sementara, penduduk lain bergegas keluar dari kota itu setelah penyegelan di umumkan pada Rabu (22/1/2020) lalu.

Pemerintah China Kirim 1.200 Tenaga Medis Tambahan
Pemerintah China meningkatkan upaya untuk memerangi epidemi yang berkembang.
Hal itu dilakukan Pemerintah China dengan mengirim 1.200 tenaga medis tambahan ke Wuhan, pusat penyebaran virus corona, untuk meringankan beban tenaga medis di sana.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Tiongkok mengambil langkah untuk mengidentifikasi dan segera mengisolasi kasus-kasus yang diduga sebagai penyebaran virus mematikan ini di kereta api, pesawat terbang, hingga bus.

Langkah tersebut menyusul jumlah kematian akibat virus corona yang meningkat menjadi 41 korban jiwa.
Jumlah orang yang terinfeksi virus corona pun telah mencapai hampir 1.300 orang.
Pos-pos pemeriksaan pun akan didirikan di tempat-tempat pemberhentian transportasi.
Penumpang dengan dugaan pneumonia akan langsung dilarikan ke pusat medis.

NHC menyebutkan, isolasi kasus-kasus yang diduga sebagai penyebaran virus corona harus diikuti oleh desinfeksi kereta, pesawat, maupun bus.
"Semua departemen transportasi harus secara ketat memperkenalkan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian termasuk tindakan penyaringan di bandara, stasiun kereta api, terminal bus, dan pelabuhan," kata NHC, seperti yang diberitakan theguardian.com
"Semua staf yang melayani penumpang harus mengenakan masker," sambungnya.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta/Andari Wulan Nugrahani) (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Epidemi Virus Corona, 5 Juta Penduduk Meninggalkan Kota Wuhan Sebelum Diisolasi