WNI Diadili di Inggris
Kasus Reynhard Sinaga, Psikolog Imbau Masyarakat untuk Tidak Heboh dan Ambil Pelajaran
Masyarakat di dua negara, Inggris dan Indonesia tengah dihebohkan dengan terbongkarnya kasus pemerkosaan berantai yang dilakukan Reynhard Sinaga
Hudaniah melanjutkan, apapun bentuk kasus kekerasan yang terjadi tihak berhenti di penegakan hukum saja. Namun para korban dinilai perlu mendapat pendampingan khusus.
Ini dilatarbelakangi para korban berpotensi menjadi pelaku kekerasan seksual selanjutnya di kemudian hari.
Terlebih ketika si korban mendapatkan pelecehan seksual di bawah umur.
"Melakukan hal yang sama, bahkan yang lebih parah lah. Korban berpeluang menjadi pelaku," tandasnya.
Hudaniah juga mengajak masyarakat untuk mengambil pelajaran dalam kasus Reynhard Sinaga dengan lebih peduli dan peka dengan keadaan sekitar.
"Melindungi anak-anak untuk tidak menjadi korban-korban, sehingga dapat menekan untuk menjadi pelaku," tandasnya.
Baca: Belajar dari Reynhard Sinaga, Psikolog Berikan Tips Hindarkan Anak dari Disorientasi Seksual
Indikasi Reynhard Sinaga alami gangguan seksual

Hudaniah melihat ada kemungkinan Reynhard mengidap gangguan orientasi seksual.
Penyimpangan ini terlihat dari indikasi-indikasi yang diungkap di dalam persidangan maupun dari kehidupan sehari-hari Reynhard.
Indikasi pertama, dari jumlah keseluruhan korban, 48 yang telah teridentifikasi berjenis laki-laki.
"Korban sama-sama homoseksual, ternyata dia di group homoseksual, bukan orang asing di komunitas homoseksual di Inggris," kata Hudaniah.
Indikasi kedua, Reynhard mengidap gangguan orientasi seksual menurut dosen UMM ini dapat dilihat dari judul tesis S3-nya.
Diketahui Reynhard menyusun tesisnya berjudul: "Sexuality and everyday transnationalism among South Asian gay and bisexual men in Manchester (Seksualitas dan transnasionalisme sehari-hari di antara pria gay dan biseksual Asia Selatan di Manchester)"
Tesis yang diajukan pada Agustus 2016 silam ini ditolak dan Reynhard diberi waktu untuk melakukan koreksi.