Jumat, 3 Oktober 2025

Paus di Hiroshima Jepang: Menggunakan Nuklir untuk Perang adalah Kejahatan di Zaman Modern

Paus Fransiskus dengan tegas menegur semua orang yang terlibat dalam persenjataan nuklir di dunia jika menggunakan nuklir untuk perang.

Editor: Dewi Agustina
Foto Popejapan2019
Karangan bunga disampaikan gadis Jepang kepada Paus di Nishizaki Park Nagasaki, Minggu (24/11/2019). 

Secara khusus, keinginan kaum muda yang menginginkan perdamaian, bekerja untuk perdamaian, dan mengorbankan diri mereka untuk perdamaian. Saya membawa tangisan orang miskin ke tempat ini penuh kenangan dan masa depan.

Orang miskin selalu menjadi korban kebencian dan konflik yang tidak dilindungi.

Saya ingin menjadi suara orang-orang yang lapar dan yang tidak bisa mendengarkan suara mereka.

Itu adalah suara orang-orang yang melihat meningkatnya ketegangan yang dihadapi masyarakat modern dengan kecemasan dan penderitaan.

Ini adalah ketidakadilan dan ketidakadilan yang terus-menerus dan tidak dapat diterima yang mengancam simbiosis umat manusia, kurangnya kemampuan yang signifikan untuk merawat rumah kita bersama, dan seolah-olah itu akan memastikan perdamaian di masa depan.

Atau suara tentang penggunaan kekuatan secara tiba-tiba. Saya ingin mengulangi dengan percaya diri.

Menggunakan tenaga nuklir untuk perang tidak lebih dari sebuah kejahatan di zaman modern.

Paus Fransiskus di dalam ruangan di Nagasaki, Jepang, Minggu (24/11/2019).
Paus Fransiskus di dalam ruangan di Nagasaki, Jepang, Minggu (24/11/2019). (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Tidak hanya melawan kemanusiaan dan martabatnya, tetapi juga terhadap semua kemungkinan di masa depan bagi rumah kita bersama.

Penggunaan tenaga nuklir untuk tujuan perang tidak etis.

Kepemilikan senjata nuklir bertentangan dengan etika itu sendiri.

Itu yang saya katakan dua tahun lalu. Kita akan diadili tentang ini.

Generasi berikutnya akan berdiri sebagai hakim yang menilai kesalahan kita.

Hanya berbicara tentang perdamaian tidak mengambil tindakan apa pun antar negara. Bagaimana kita bisa berbicara tentang perdamaian sambil membuat senjata canggih dan kuat untuk perang?

Bagaimana kita bisa berbicara tentang perdamaian sambil membenarkan tindakan salah yang semua orang tahu dalam pidato diskriminasi dan kebencian?

Paus Fransiskus menerima karangan bunga dari saksi mata bom atom Nagasaki, paling kiri berkacamata Fukabori Shikemi (88) dan Shimodaira Sakue (84) dalam suasana gerimis.
Paus Fransiskus menerima karangan bunga dari saksi mata bom atom Nagasaki, paling kiri berkacamata Fukabori Shikemi (88) dan Shimodaira Sakue (84) dalam suasana gerimis. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Saya yakin bahwa perdamaian hanyalah "kata yang harus diucapkan" jika didasarkan pada kebenaran, diwujudkan menurut keadilan, dihembuskan dan dilengkapi oleh cinta, dan tidak dibentuk dalam kebebasan. (Lihat St. Yohanes Perchem Pdt. 23 di Terris: Damai di Bumi, 37)

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved