Jumat, 3 Oktober 2025

Perempuan yang ingin semua orang - tak hanya pria - menikmati pornografi di internet

"Kebanyakan film porno yang ada dibuat oleh pria, dan mereka tak peduli pada seksualitas perempuan," kata pembuat film erotis Erika Lust. Kini

Sekalipun Erika - dan artis erotis lain - menggunakan media sosial untuk mempromosikan pornografinya, tetapi untuk menemukannya butuh tekad keras.

Erika mengatakan itu terjadi sebagai hasil dari pelarangan yang bias dari platform daring terhadap artis seperti dirinya.

Erika percaya bahwa akun instagramnya mengalami "shadow banning" atau pelarangan sebagian di komunitas daring lantaran dianggap memuat "konten seksual".

Ketika ia mengadukan kasusnya, banyak artis erotis lainnya yang muncul dengan keluhan serupa.

Instagram menyatakan kepada BBC bahwa mereka tak menggunakan istilah "shadow banning" tapi mereka "mengambil langkah terkait konten yang diadukan kepada kami" apabila itu memang melanggar aturan.

Instagram juga mengatakan bahwa pengguna punya kesempatan banding terhadap kebijakan mereka.

Ericka Lust di depan laptop
BBC
Erika mengatakan unggahan yang mempromosikan seksualitas mainstream tidak terkan dampak penyensoran seperti yang dialami oleh unggahan-unggahannya.

Namun Lisa mengatakan akun Instagramnya, @thehotbedcollective - yang tampil sebagai platform pendidikan seks - juga terkena dampak shadow banning.

"Beberapa unggahan kami dilaporkan dan diturunkan oleh Instagram, sekalipun kami tak pernah mengunggah hal yang tak pantas. Kami mengunggah ilustrasi perempuan melakukan masturbasi, dan itu sangat cepat dihapus oleh Instagram."

"Tampaknya ada standar ganda," kata Lisa, "dan unggahan yang hilang itu terkait dengan pemberdayaan perempuan dan pengetahuan tentang tubuh".

Erika mengatakan akun yang memuat gaya macho seperti "'Payudara! Pantat!' atau 'Mobil dan cerutuku!' yang mewakili seksualitas macho tak dilarang oleh platform daring".

Ada apa dengan pendidikan seks?

Papan ketik komputer
Getty Images
"Seks daring itu yang menemukan dirimu, bukan sebaliknya," kata Lisa.

Sepertiga perempuan di Inggris mengatakan mereka belajar tentang seks dari pornografi (survei BBC tahun 2019) sementara 53% anak laki-laki percaya bahwa apa yang digambarkan pornografi daring itu nyata (Survei NSPCC 2017, data Inggris).

"Pendidikan seks di masyarakat kita kurang sekali, maka tentu orang muda beralih ke pornografi," kata Erika.

"Mereka penasaran akan seks, mereka ingin belajar, ingin mengerti, maka tentu mereka menonton film porno."

Namun pornografi yang "ethis" atau poronografi yang tidak eksploitatif, "tidak mudah ditemukan online. Terkadang kita harus bayar untuk menontonnya," kata Lisa.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved