Minggu, 5 Oktober 2025

Tato di Jepang: Mengapa lukisan pada tubuh dikaitkan dengan yakuza?

Oleh sebagian orang di Jepang, lukisan pada tubuh dipandang miring karena kaitannya dengan kejahatan terorganisir.

Dengan demikian, bagi anggota yakuza, tato berguna untuk menunjukkan orang lain atribut-atribut ciri khas pemakainya.

'Gambaran pribadi' tersebut bisa menutupi sekujur tubuh, dari punggung, ke bokong, bagian atas paha, hingga lengan. Namun, karena tato mendapat stigma di kalangan masyarakat Jepang, tato kerap berhenti sampai sebelum pergelangan tangan dan lutut.

"Kontak langsung saya mengalami masa muda yang sulit dan dia mengalahkan musuh besar. Jadi dia punya tato bergambar ikan koi yang berenang melawan arus, menyimbolkan tekad kuat dan kekuatan menaklukkan sesuatu. Semacam itu simbolismenya."

Menurut Anton, anggota-anggota yakuza biasa bertemu di kamar mandi umum. Pasalnya, di dalam kamar mandi, anggota geng lain bisa mengenali dengan siapa mereka berurusan melalui tato pada tubuh.

"Alasan penting lain mengapa mereka bertemu di kamar mandi umum adalah karena tiada senjata tersembunyi mengingat semua orang telanjang."

Tidak semua anggota yakuza punya tato

"Sejatinya master pembuat tato yang menentukan apakah seseorang pantas punya tato," kata Anton.

Jika menurut sang master orang tersebut pantas ditato, proses pembuatannya bisa berlangsung hingga setahun seharga Rp175 juta.

Hal ini, kata Anton, adalah salah satu cara yakuza merekrut anggota muda.

A woman with a tattoo on this leg
anton kusters

"Anak-anak muda, umur 17, 16 tahun, yang berkeliaran di jalan dan sangat mudah terkesan—amat tergiur dengan gaya hidup yakuza karena mereka tampak seperti bandit perlente."

"Punya tato jelas masuk daftar keinginan mereka. Dengan demikian, yakuza akan berkata, 'Ok kami akan membayar ini untukmu, dan kamu bisa menggantinya nanti'.

"Melalui itulah seseorang bisa tersedot sebagai anggota."

Perampungan tato-tato yakuza sangat lama prosesnya dan amat mahal karena tato-tato di Jepang dibuat tanpa peralatan elektrik, namun melalui kemahiran yang dipelajari beberapa dekade.

"Mereka memakai kayu halus dengan empat jarum pada bagian atas, yang ditekan secara manual menggunakan tangan, sekitar dua tusukan per detik. Mereka lantas mengubah-ubah sudutnya tergantung banyaknya lemak pada bagian tubuh."

"Menandatangani tato mereka dengan nama master pembuatnya, jadi masih ada tradisi lama yang terus dipelihara."

'Soal respek'

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved