Tato di Jepang: Mengapa lukisan pada tubuh dikaitkan dengan yakuza?
Oleh sebagian orang di Jepang, lukisan pada tubuh dipandang miring karena kaitannya dengan kejahatan terorganisir.
Bagi sebagian besar masyarakat Barat, tato lumba-lumba yang imut pada pergelangan kaki mustahil terkait dengan geng bandit—tapi tidak demikian di Jepang.
Para penonton dan pemain rugby yang bertandang ke Jepang untuk menyaksikan Piala Dunia didesak untuk menutupi tato mereka agar tidak menyinggung warga Jepang.
Ini penting karena tato dikaitkan dengan geng bandit yakuza yang telah beroperasi di Jepang selama ratusan tahun.
"Sebagian orang melihat mereka sebagai kejahatan yang diperlukan demi tujuan baik, sebagian lainnya ingin mereka ditiadakan," kata Anton Kusters, pria yang bekerja bersama yakuza pada periode 2009 hingga 2011.
"Saat itu merupakan pengalaman yang sangat menarik," imbuh seniman visual itu kepada BBC Newsbeat.
- Di Jepang, pemain rugbi diminta 'menutupi tato' karena identik yakuza
- Menghapus tato dengan 'imbalan' hafalan Qur'an
- Maskapai Air New Zealand akan perbolehkan pramugari dan pilot tampilkan tato
Siapa yakuza?
Yakuza dikenal sebagai kelompok yang terlibat dalam aktivitas kejahatan, semisal prostitusi, judi, dan pemerasan.
"Mereka tumbuh dari semacam pedagang dan pejudi jalanan yang menggabungkan kekuatan dan merasa mereka adalah penjaga tradisi lama Jepang," papar Anton.
Kelompok tersebut gemar memeras politisi, pebisnis, dan perusahaan. Namun, menurut Anton, beberapa tetua yakuza "benar-benar menentang" hal-hal semacam peredaran narkoba.
"Mereka selalu punya alasan untuk melakukan sesuatu dengan cara tertentu atau tidak melakukan sesuatu dengan cara tertentu."

Hal utama yang Anton cermati saat masih bersama keluarga bandit yakuza adalah menilai yakuza tidak bisa hitam dan putih,
"Wilayahnya abu-abu. Mereka akan melakukan hal-hal baik, seperti setelah tsunami mereka adalah orang-orang pertama di lokasi kejadian yang turun tangan membantu."
"Namun pada saat bersamaan mereka akan terlibat hal-hal buruk."
Perbuatan-perbuatan seperti ini, menurutnya, yang membuat yakuza sulit benar-benar diberantas pada masyarakat.
- Perempuan-perempuan Myanmar dengan tradisi tato wajah
- 'Saya menato wajah agar saya tidak mendapatkan pekerjaan normal'
Apa sangkut-paut tato?
"Peran tato krusial bagi anggota-anggota yakuza," beber Anton.