Sabtu, 4 Oktober 2025

'Saya pernah diperkosa dan sekarang mencemaskan keamanan anak saya'

Masyarakat Afrika Selatan geram pada rentetan pemerkosaan dan pembunuhan keji terhadap perempuan yang terjadi beberapa pekan terakhir. Mereka

Hal terburuk sebagai penyintas yang memiliki anak perempuan, Anda harus membimbing putri-putri Anda melalui momen buruk yang pernah Anda hadapi.

Saya akan benar-benar hancur jika yang terjadi pada saya juga menimpa mereka.

Jadi saya menekankan pada mereka bahwa saya akan selalu menjadi tempat aman mereka.

Putri-putri saya selalu bisa mempercayai saya. Mereka harus yakin bahwa mereka punya hak bersuara dan harus menggunakannya.

Saya juga katakan kepada mereka, saya akan selalu mempercayai mereka.

Hukum
EPA
Masyarakat Afsel mendesak pemerintah mereka mengendalikan tingkat kejahatan.

Akhirnya saya lelah dan harus kembali menjalani terapi untuk mengatasi beragam ketakutan.

Secara pribadi, saya merasa belum ada upaya yang cukup untuk melindungi perempuan dan anak-anak di Afsel.

Publik tidak mengetahui betapa buruk situasi yang dihadapi perempuan. Sayangnya, sebagian orang yang mengampuni perbuatan itu berkata, "Yang sudah terjadi, biarkan terjadi. Seseorang harus beranjak dan terus berpikir positif."

Itu bukanlah solusi bagi perempuan yang menjadi korban perkosaan dan pembunuhan.


Bagaimana perbandingan kejahatan seksual Afsel dengan negara lain?

Tim BBC Reality Check

Sulit membuat komparasi kekerasan seksual terhadap perempuan karena setiap negara mencatat kasus itu dengan cara berbeda. Di beberapa negara, data kasus itu hilang atau tidak diperbarui lagi.

Ada pula temuan tentang kecenderungan kasus kekerasan seksual tidak menjadi pemberitaan media massa di beberapa negara.

Terdapat data tingkat pembunuhan terhadap perempuan dewasa dan anak, meski terakhir kali diperbarui tahun 2016.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa Afsel adalah negara dengan tingkat pembunuhan tertinggi keempat di dunia tahun 2016.

Ada pula data yang menyebut 12,5 kematian per 100 ribu perempuan di Afsel. Lesotho, Jamaika, dan Honduras tergolong negara yang tinggi dalam angka kasus pembunuhan perempuan.

Secara global, rata-rata pembunuhan wanita di 183 negara adalah 2,6 per 100 ribu perempuan.

Sebuah kajian tahun 2016 yang disusun pelapor khusus PBB untuk kekerasan terhadap perempuan di Afsel memperkirakan, hanya satu dari sembilan pemerkosaan yang dilaporkan ke kepolisian.

Angka yang muncul lebih rendah, jika pemerkosaan itu dilakukan oleh pasangan korban.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved