Versace minta maaf menyusul kemarahan China, Hong Kong disebut 'wilayah independen'
Pemilik merk mewah Versace telah meminta maaf setelah sebuah foto salah satu rancangan pada kausnya menyiratkan bahwa Hong Kong dan Makau adalah
Versace adalah perusahaan asing terbaru yang menimbulkan kemarahan dari konsumennya di China daratan terkait kedaulatan yang dianggap sensitif.
Masalah ini semakin menjadi sorotan setelah terjadi demonstrasi pro-demokrasi yang berlangsung berbulan-bulan di Hong Kong.
Tahun lalu, perusahaan pakaian asal AS, Gap, telah meminta maaf karena menjual kaus yang rancangan disainnya memperlihatkan "peta yang salah" dari China.
Desainnya hanya menampilkan daratan dan bukan wilayah yang juga diklaim China, seperti Taiwan. Beijing menganggap Taiwan, yang memiliki pemerintahan sendiri, sebagai provinsi yang memisahkan diri.
Beberapa perusahaan lain termasuk Marriott dan Delta Airlines mengeluarkan permintaan maaf serupa pada 2018 setelah informasi di situs web mereka tampaknya bertentangan dengan klaim teritorial China.
Beijing sebelumnya menuntut sejumlah maskapai penerbangan asing untuk menghormati klaim kedaulatan China dan mengubah cara pandang mereka dalam memandang Taiwan, Hong Kong dan Makau.