Jumat, 3 Oktober 2025

Gajah Asia 'hadapi ancaman' perburuan kulit, kata pegiat konservasi

Menjelang hari gajah sedunia pada tanggal 12 Agustus, para konservasionis mengingatkan perlunya langkah drastis untuk melindungi gajah, termasuk

"Terkadang mereka dilumpuhkan, dan mulai dikuliti sebelum mati. Mereka dikuliti dengan sangat detil, oleh orang-orang yang sangat ahli."

Kelompok LSM Elephant Family menemukan pedagang mencampur bubuk kulit dengan sisik trenggiling dan dijual sebagai obat tradisional.

Terancam punah

Gajah ditemukan di 13 negara di Asia. Total populasinya di alam liar kurang dari 50.000, dan hampir 60% berada di India.

Lembaga International Union for Conservation of Nature (IUCN) meggolongkan gajah Asia sebagai hewan yang terancam punah.

Gajah betina Asia tak memiliki gading, ini berbeda dengan gajah Afrika.

Namun kini mereka juga terancam karena yang diburu adalah kulit mereka.

"Perburuan kulit ini tak pilih-pilih, berdampak terhadap gajah perempuan dan anak-anak. Penting sekali untuk sadar dampak perburuan kulit dan daging ini lebih besar daripada perburuan gading," kata Peter Leimgruber, kepala Smithsonian Conservation Biology Institute.

Permintaan

Di Myanmar, menurut catatan resmi, sekurangnya 207 ekor gajah dibunuh antara 2010 hingga 2018.

Gajah yang dikuliti di Myanmar
WWF, Myanmar
Perburuan kulit gajah ini perlu dihentikan segera untuk mencegah hewan ini terancam kepunahan.

Jumlah ini besar karena menurut perkiraan, hanya ada 2.000 gajah liar di Myanmar.

"Perburuan sudah menjadi masalah sejak 2010," kata Dr. Nyi Nyi Kyaw, Direktur Jenderal di Departemen Kehutanan Myanmar.

Tahun 1940-an, jumlah gajah liar di Myanmar sekitar 10.000.

"Kini seluruh tubuh gajah jadi permintaan, terutama dari China. Gading dibeli untuk obat. Kulit dipakai untuk membuat manik-manik. Daging mereka dipakai untuk berbagai keperluan. Karena permintaan pasar ini maka gajah diburu secara ilegal," kata Dr. Kyaw.

Belalai gajah
WWF Myanmar
Pejabat Myanmar mengatakan seluruh bagian tubuh gajah kini diminati.

Peneliti dari Smithsonian Institute memasang radio di leher 19 ekor gajah untuk mengetahui gerak perpindahan mereka di Myanmar. Namun antara Maret 2015 dan Juni 2017 mereka menemukan tujuh di antaranya dibunuh dan dua lagi menghilang.

Lebih jauh lagi, bulan Maret 2017, peneliti menemukan bangkai 20 gajah di satu lokasi di wilayah Delta Ayeyarwady.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved