Jumat, 3 Oktober 2025

Pemerintah China peringatkan pengunjuk rasa Hong Kong agar tidak 'bermain api'

Jangan keliru mengartikan sikap menahan diri Beijing sebagai kelemahan, kantor urusan Hong Kong pemerintah setempat memberi peringatan kepada

"Ini bukan gerakan yang diorganisir oleh pemerintahan asing, tetapi rakyat Hong Kong secara sukarela," ujarnya.

Para pengamat mengatakan bahwa unjuk rasa tersebut sebagian besar muncul tanpa dipimpin siapa pun dan tidak dapat diprediksi, serta melibatkan pembangkangan sipil gaya "flash mob" dan urun suara melalui aplikasi media sosial.

Dapatkah militer ikut terlibat?

Meskipun Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) menempatkan pasukan di Hong Kong, mereka diperkirakan tidak akan ikut campur ke dalam masalah lokal - walau undang-undang mengizinkan pemerintah Hong Kong meminta bantuan mereka untuk menjaga ketertiban umum, atau penanganan bencana.

Selama konferensi pers, Guang ditanya terkait kemungkinan dilibatkannya militer China - namun ia menjawab bahwa Beijing yakin polisi Hong Kong dapat memulihkan ketertiban.

Pekan lalu, tentara China di Hong Kong memicu kegelisahan lewat sebuah unggahan video di media sosial China, Weibo, yang berisi sejumlah tentara menjalani latihan anti-kerusuhan.

Unjuk rasa apa yang sebenarnya terjadi?

Demonstrasi dipicu kekhawatiran terhadap rancangan undang-undang yang memungkinkan tersangka kasus kriminal dikirim ke China daratan untuk diadili.

Sejumlah pengamat mengatakan bahwa RUU itu dapat merusak independensi peradilan Hong Kong dan dapat dimanfaatkan untuk menarget orang-orang yang menentang pemerintahan China.

Perselisihan semakin meningkat ketika polisi diduga menggunakan kekuatan berlebih terhadap para pengunjuk rasa.

Meskipun RUU itu kini telah ditangguhkan, para demonstran ingin agar RUU tersebut ditarik sepenuhnya. Mereka juga menunjukkan amarah terhadap polisi, dan menuntut amnesti bagi para demonstran yang dituduh melakukan kerusuhan.

Para pengunjuk rasa menjadi lebih konfontratif dalam beberapa pekan terakhir, dengan alasan bahwa pemerintah tidak merespon aksi damai yang sebelumnya dilakukan.

Aksi mogok massal hari Senin lalu melumpuhkan layanan transportasi dan menyebabkan kota tersebut lumpuh.

Sekitar 250 jadwal penerbangan dibatalkan karena pegawai bandara dan maskapai penerbangan turut serta mogok kerja.

Unjuk rasa kemudian digelar di sejumlah distrik, di mana polisi menembakkan gas air mata kepada para demonstran yang berkumpul di malam hari, membakar dan mengepung kantor polisi.

Di satu distrik yang dikenal mendukung Beijing, orang-orang yang menggenggam tongkat panjang bentrok dengan para demonstran sebelum akhirnya mundur.

Polisi mengatakan bahwa 148 orang, berusia 13 hingga 63 tahun, ditangkap saat aksi unjuk rasa Senin lalu.

Pada hari Senin, Lam kembali muncul di hadapan media setelah dua pekan, dan memperingatkan bahwa Hong Kong berada "di ambang situasi yang sangat berbahaya".

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved