Gara-gara 'kehilangan gen' jutaan tahun lalu, manusia jadi satu-satunya spesies yang rentan penyakit jantung
Kajian terbaru menyebutkan mutasi gen yang berlangsung jutaan tahun lalu menyebabkan manusia lebih rentan mengalami penyakit jantung ketimbang
Kemudian, tikus-tikus dalam kelompok lainnya, sama sekali tidak diutak-atik.
Walaupun kedua kelompok tikus diberikan makanan yang sama dan dibiasakan dengan rutinitas sama, kelompok tikus yang genetikanya dimodifikasi mengalami akumulasi lemak dalam darah setidaknya dua kali lipat.
"Kehilangan CMAH pada tikus jelas meningkatkan kecenderungan mengalami atherosclerosis tanpa perubahan bobot tubuh atau profil lipid," sebut kajian tersebut.
"Data-data ini mengindikasikan bahwa kehilangan CMAH dalam evolusi manusia mungkin berkontribusi pada peningkatan kecenderungan penyakit jantung yang dialami manusia," lanjutnya.

Risiko berkaitan dengan daging merah
Para peneliti menunjukkan bahwa ada sejumlah faktor risiko yang meningkatkan peluang penyakit jantung pada manusia.
Faktor-faktor ini mencakup aktivitas fisik, kolesterol tinggi, usia, diabetes, obesitas, merokok, dan mengonsumsi daging merah.
Bagaimanapun, menurut Varki, pada 15% kasus-kasus perdana, faktor-faktor ini tidak ada karena kecenderung genetika manusia.
"Ini bisa membantu menjelaskan mengapa kaum vegetarian tanpa faktor risiko penyakit jantung yang jelas masih rentan mengalami serangan jantung dan stroke," terangnya.

Di sisi lain, sebagaimana disebutkan kajian tersebut, risikonya semakin berlipat bagi para penikmat daging merah.
Gen CMAH dihasilkan sejenis asam silikat bernama Neu5Gc, yang dikonsumsi manusia ketika manusia menyantap daging merah.
Setelah gen CMAH tidak diaktifkan oleh nenek moyang kita, manusia semakin kurang Neu5Gc. Imbasnya, tubuh memperlakukan zat ini seakan-seakan berasal dari luar tubuh.
Sehingga tatkala manusia mengonsumsi Neu5Gc pada daging merah dalam jumlah banyak, antibodi dalam tubuh manusia terpicu menghasilkan kekebalan. Kondisi ini bisa berujung pada peradangan kronis yang disebut xenosialitis.
Berdasarkan observasi sebelumnya dan yang terbaru, para peneliti mengaitkan peradangan tersebut dengan peningkatan risiko penyakit kanker dan jantung.
Dalam kajian itu, tikus yuang diberi makanan sarat Neu5Gc mengalami peningkatan atherosclerosism sebanyak 2,4 kali.

Mencari keterkaitan baru