Pengamat: Perlu Tim Independen dan Strategis Buat Ungkap Kasus Novel Baswedan
Setelah enam bulan bekerja, Tim Gabungan Pencari Fakta kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan belum…
Berarti pembentukan tim teknis lapangan dapat dinilai sebagai langkah yang tidak efektif?
Membuang-buang waktu. Bisa saja seperti itu, asalkan tadi harus jelas tujuannya. Kalau tujuannya mengembangkan kasus akan jadi buang-bung waktu. Harus jelas tujuannya, misalnya mencari siapa pelaku penyerangan terhadap novel. Kemudian mencari barang bukti, memperkuat lagi barang-barang bukti untuk kasus tersebut. Harus diperjelas di awal, kalau tidak ya balik lagi seperti pembentukan tim TGPF kemarin.
Banyak pihak berpendapat sudah saatnya presiden turun tangan mengambil alih kasus Novel Baswedan dengan membentuk tim independen sendiri. Tangapan Anda?
Kasus ini tidak bisa dihentikan juga, saya berharap kasus ini segera terungkap. Cuma pertanyaannya siapa dan bagaimana. Kalau seperti itu harus ada evaluasi apa saja yang sudah tim lakukan dan apa yang perlu ditingkatkan. Ini yang menjadi hambatan. Kalau tim teknis lapangan mengembangkan kasus ini agak kurang ‘senjatanya’, apa yang mau dikembangkan karena sejauh ini tidak ada yang signifikan. Kalau dilanjutkan ya sudah selayaknya, karena kasusnya ini sangat serius dan melibatkan orang yang sangat penting dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Tantangan selanjutnya bagaimana membentuk tim yang independen dan strategis untuk mengungkap kasus.
Wawancara dilakukan oleh Rizki Akbar Putra dan telah diedit sesuai konteks.
Muhammad Rizaldi adalah peneliti Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia Fakultas Hukum Universitas Indonesia (MaPPI FHUI). Ia juga merupakan anggota Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi.
(ae)