Jumat, 3 Oktober 2025

Kisah para ibu yang membunuh anak mereka sendiri

Pada tahun 2018, 33 orang perempuan di Rusia diadili karena mengambil nyawa anak mereka sendiri. Para ahli mengkhawatirkan angka sesungguhnya

Riset dari psikiater forensik Rusia memperlihatkan 80% perempuan yang melakukan infanticide tumbuh di keluarga miskin, dan dari mereka, 85%-nya mengalami konflik dalam pernikahan.

Hubungan yang sulit dengan orang tua bisa jadi akar masalah untuk agresi terhadap bayi. Para ibu ini biasanya menutupinya dengan kasih sayang berlebihan.

"Menjadi korban KDRT merupakan faktor penting terjadinya kejahatan seperti ini di masa depan," kata Dr. Kachaeva.

Banyak pengacara yang menolak menjadi pembela bagi para ibu yang membunuh anak mereka sendiri.

Ilustrasi
BBC

'Kupikir hal seperti ini tak akan pernah terjadi padaku'

Seorang psikolog klinis Yakov Kochetov mengatakan perempuan menyingkirkan pikiran untuk membunuh bayi mereka dengan cara menyalurkan kemarahan kepada orang lain sebagai mekanisme untuk menyelamatkan diri.

Ilustrasi
BBC

Tatiana, 33 tahun, seorang spesialis yang bekerja di perusahaan telekomunikasi dengan klien besar.

"Aku biasanya mengutuk ibu yang seperti itu. Kupikir tak mungkin hal seperti itu terjadi padaku," katanya.

"Hidupku penuh dengan perjalanan bisnis. Aku ingin sekali punya bayi. Kupikir aku siap, tapi ternyata beda sekali," katanya.

"Kelahirannya sulit sekali dan bidan yang membantu juga kasar. Sesudahnya aku sering mengingat proses kelahiran itu, serta mimpi yang begitu hidup dan menyakitkan. Aku sering terbangun dengan jantung berdebar."

"Berat badanku bertambah dan rambutku rontok. Aku juga kena maag. Aku marah pada bayiku. Kuanggap ia telah mencuri hidupku."

Ketika si bayi menangis dan tidak tidur di malam hari, Tatiana juga menangis.

"Tangisan bayi itu bikin kepala rasanya mau meledak, dan segala masalah masa kecil jadi muncul," kata Tatiana.

"Aku jadi histeris. Kuguncang anakku supaya tidur, tapi tangisnya malah tambah keras. Lalu sekuat tenaga kulempar ia ke tempat tidur sambil menjerit: 'lebih bagus kamu mati saja!'. Lalu aku dipenuhi rasa bersalah dan malu bahwa aku tak bisa jadi ibu."

Ilustrasi
BBC

Setahun berlalu dan keadaan memburuk. Tatiana akhirnya menemui psikolog ketika ia berpikir untuk bunuh diri.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved