Melihat Indahnya Karya Seniman Disabilitas di Arts Project Australia
Puluhan karya seni terpajang saat memasuki Arts Project Australia. Mayoritas karya para seniman yakni fotografi dan lukisan.
Seorang seniman Eden Menta antusias menanyakan asal negara rombongan jurnalis. Kami pun menjawab bahwa berasal dari Indonesia.
"Oh, apa kabar?" kata Eden sambil tersenyum ramah.
"Baik," jawab kami.
Eden juga menyampaikan kata-kata lainnya.
"Pelangi?monyet?" tanya Eden.
Para jurnalis pun mengungkapkan arti kata tersebut.
Selain Eden, seniman lainnya terlihat berkonsentrasi mengerjakan karya mereka. Terlihat, mereka melukis, merajut dan mengerjakan digital animasi.
"Beberapa seniman penyandang autis tidak menyukai suara. Mereka menggunakan headphone dan berkarya sendiri," imbuh Sue.
Sementara Manajer Studio Arts Project Australia James Mcdonald mengatakan para seniman dibebaskan mengekplorasi kemampuannya.
"Kita tidak mengajarkan sama sekali. Kita hanya menawarkan bantuan dan masukan. Kita membuka pengalaman mereka untuk berkarya sesuai yang diminati," kata James.
James menuturkan karya seniman disabilitas unik sehingga dapat dibedakan satu dengan yang lainnya.
Sedangkan Sue menjelaskan terdapat karya seniman yang ditampilkan di publik. Contohnya trem maupun pengadilan negeri.
"Mungkin stress di pengadilan jadi perlu seni," kata Sue.
Baca: Klarifikasi Imigrasi Ngurah Rai Terkait Eks Miss Australia Tertahan di Bali akibat Paspor Rusak
Baca: Seperti di Australia dan Jepang, Pemerintah RI Kaji Penggunaan Angkutan O-Bahn
Sue mengatakan pihaknya membuka diri bagi penyandang disabilitas yang ingin berkarya.
Nantinya, para penyandang disabilitas itu diidentifikasi apakah keinginan sendiri atau orangtua mendaftar ke Arts Project Australia.
"Ada yang selama 25 tahun dan 30 tahun bergabung disini," ujar Sue.